BI: Pelemahan Rupiah Seiring dengan Mata Uang Lain

Penguatan dolar AS dipicu tren perbaikan ekonomi AS dan untuk menghindari inflasi, Bank Sentral AS menaikkan suku bunga.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 10 Okt 2014, 17:58 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2014, 17:58 WIB
mirza adityaswara

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang lain menjadi tren dunia seiring perbaikan ekonomi negara Adi Daya tersebut, termasuk rencana menaikkan suku bunga AS oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed).

"Ini adalah tren di dunia bahwa dolar AS menguat terhadap mata uang lain, Bath Thailand, Filiphina, Korea, Jepang, Euro. Jadi bukan cuma rupiah," ucap Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara di kantornya, Jumat (10/10/2014).

Lebih jauh dia beralasan, penguatan dolar AS dipicu tren perbaikan ekonomi AS dan untuk menghindari inflasi, Bank Sentral AS menaikkan suku bunga. Saat ini, Mirza bilang, suku bunga acuan AS tengah berada di titik terendah.

"Jadi sudah sejak akhir 2008, suku bunga di AS 0,25 persen sampai saat ini. Itu akibat krisis pada 2008. Sebelumnya 5 persen," jelasnya.

Mirza menambahkan,  ekonomi AS sejak dua tahun lalu mengalami pemulihan sehingga The Fed harus menyesuaikan suku bunga acuan ke tingkat yang lebih tinggi di tahun depan.

"Tidak ada yang tahu kapan pastinya (suku bunga naik), yang paling tahu Gubernur Bank Sentral AS. Dia yang akan menentukan kapan suku bunga naik apakah di kuartal II, III, kuartal IV  2015," ucap dia.

Sebagai gambaran, dia bilang, berdasarkan tren dalam konsensus di AS, suku bunga acuannya bisa sekira 1,4 persen di akhir 2015. Kemudian naik lagi 2,5 persen-2,8 persen pada 2016. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya