The Fed Bakal Kasih Stimulus Baru?

Meski gencar menarik dana stimulusnya secara bertahap, The Fed rupanya tak menutup kemungkinan adanya babak baru pengguliran dana serupa.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 15 Okt 2014, 12:58 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2014, 12:58 WIB
Gedung The Fed
(Foto:Antara)

Liputan6.com, Washington - Sejak tahun lalu, Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) telah memangkas pemberian dana stimulus (Quantitative Easing)dari angka US$ 85 miliar hingga hanya tersisa US$ 15 miliar per bulan tahun ini. Meski gencar menarik dana stimulusnya secara bertahap, The Fed rupanya tak menutup kemungkinan adanya babak baru pengguliran dana serupa.

"Jika proyeksi ekonomi Amerika Serikat (AS) berubah secara signifikan dan inflasi menunjukkan sedikit sinyal untuk kembali ke target The Fed di level 2 persen, kami bahkan dapat terbuka pada babak baru pembelian aset," jelas Presiden The Fed San Francisco John Williams dalam wawancara eksklusif seperti dikutip dari Reuters, Rabu (15/10/2014).

Sementara, mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed, Williams menerangkan, perekonomian global bukanlah tolak ukur utama The Fed. Sejauh ini, ketercapaian target inflasi dan kenaikan upah minimum di AS menjadi dua faktor utama The Fed dalam menaikkan suku bunga.

Para pelaku pasar di berbagai penjuru dunia memang kini tengah menanti sinyal-sinyal The Fed mengenai rencana kenaikan suku bunganya. The Fed memang tercatat masih misterius mengenai kenaikkan suku bunganya.

Sekadar informasi, tahun lalu, mantan petinggi The Fed Ben Bernanke untuk pertama kali mengumumkan rencananya menarik aliran dana stimulus secara bertahap dari US$ 85 miliar per bulan atau yang dikenal dengan sebutan Quantitave Easing. Pengumuman itu mengguncang pasar keuangan di berbagai negara khususnya negara berkembang termasuk Indonesia.

Nilai tukar rupiah bahkan sempat anjlok setelah diterpa pengumuman penarikan kebijakan stimulus tersebut. Alhasil, Bank Indonesia menaikkan tingkat suku bunganya beberapa kali guna mengendalikan pelemahan nilai tukar rupiah tersebut. (Sis/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya