Curhat Jokowi Naikkan Harga BBM Saat Belum Sebulan Jadi Presiden

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan, kenaikan harga BBM bersubsidi membuat ruang fiskal semakin longgar.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 02 Jan 2015, 10:28 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2015, 10:28 WIB
Ilustrasi Jokowi
Ilustrasi Jokowi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mendapat sorotan dari kalangan domestik maupun luar negeri karena kebijakan fenomenal menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Penyesuaian harga terpaksa dilakukan Jokowi saat belum sebulan memimpin Indonesia.

Hal itu disampaikan Jokowi di hadapan pelaku pasar modal saat Peresmian Pembukaan Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, hari ini (2/1/2014).

"Belum ada sebulan saya menjabat Presiden, kita lakukan pengalihan subsidi BBM. Waktu itu dari kanan kiri membisikkan jangan cepat-cepat mengalihkan BBM subsidi karena perhitungan politik, keamanan," ujar dia.

Namun kebijakan menaikkan harga BBM subsidi, kata Jokowi, terpaksa dilakukan setelah menghitung fiskal maupun dampak yang akan ditimbulkan.

"Secara kalkulasi, (harga BBM) harus dinaikkan karena nggak ada alternatif yang diberikan kepada saya," terang dia.

Dengan kebijakan tersebut, dirinya menyebut, ruang fiskal semakin longgar dengan nilai lebih dari Rp 240 triliun. Anggaran pengalihan ini, dapat digunakan untuk membangun infrastruktur dasar seperti waduk, irigasi, serta jalan tol di dalam maupun luar Jawa, pelabuhan, bandara.

"Uang itu (ruang fiskal) akan difokuskan ke pembangunan infrastruktur. Dengan begini ekonomi kita akan semakin membaik dan siap menyongsong tahun 2015. Saya meyakini itu ," tegas dia. (Fik/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya