Liputan6.com, Jakarta - Penjelasan Gus Baha mengenai Al-Qur'an yang dimulai dari huruf Ba' menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Kamis (19/12/2024).
Diketahui, huruf Ba' tersebut terdapat dalam lafal basmalah, 'Bismillaahirrahmaanirrahiim, pembuka Surah Al-Fatihah.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Artikel kedua yakni kisah wali perempuan yang membuat Syaikh Abdul Qadir al-Jilani takjub. Bagaimana tidak, perempuan itu thawaf dengan satu kaki.
Sementara, artikel ketiga yakni kisah KH Said Aqil Siradj menyaksikan bagaimana Gus Dur mengungkap sosok wali tersembunyi di Madinah.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Mengapa Al-Qur’an Dimulai Huruf Ba’? Begini Penjelasan Filosofis Gus Baha
Salah satu huruf hijaiyah yakni huruf ba’. Huruf ini berada di urutan nomor dua setelah alif. Bagi kalangan awam, ba’ tak ubahnya hanya sekadar salah satu huruf saja.
Lain halnya dengan orang khawas yang memiliki pandangan dan pengetahuan yang khusus dan mendalam, ba’ bukan hanya sekadar huruf an-sich, namun ba’ ini merupakan huruf yang sangat istimewa.
Ulama kharismatik asal Rembang, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) memberikan penjelasan filosofis atau mendalam terkait keistimewaan huruf ba’ ini.
Menurutnya, huruf ba’ ini sangat istimewa. Saking istimewanya, huruf ba’ ini menempati posisi paling awal atau permulaan Al-Qur'an, yakni terdapat dalam lafal basmallah.
Advertisement
2. Kisah Perempuan yang Bikin Takjub Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, Thawaf dengan Satu Kaki
Syaikh Abdul Qadir al-Jilani merupakan waliyullah yang diberi julukan sulthanul awliya atau Rajanya para wali. Tentu saja, derajat agung dan mulia ini tak diperoleh dengan cara mudah.
Terdapat kisah menakjubkan dibalik penobatan Syaikh Abdul Qadir al-Jilani sebagai Rajanya para wali. Syaikh Abdul Qadir al-Jilani mendapatkan gelar tersebut sebab selain memiliki kedalaman ilmu agama, pancaran karomahnya yang sangat dirasakan oleh orang banyak dan murid-muridnya.
Meski demikian luhurnya gelar yang beliau sandang, rupanya Syaikh Abdul Qadir al-Jilani sempat dibuat takjub oleh karomah wali perempuan yang ditemuinya.
Saking takjubnya, beliau mengintip maqam kewalian yang dimiliki wanita tadi.
Seperti apa karomah yang dimiliki wali perempuan tersebut? Simak kisahnya sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube Short @muhammadabdurohim9225, Selasa (17/12/2024).
2. Kisah Perempuan yang Bikin Takjub Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, Thawaf dengan Satu Kaki
Syaikh Abdul Qadir al-Jilani merupakan waliyullah yang diberi julukan sulthanul awliya atau Rajanya para wali. Tentu saja, derajat agung dan mulia ini tak diperoleh dengan cara mudah.
Terdapat kisah menakjubkan dibalik penobatan Syaikh Abdul Qadir al-Jilani sebagai Rajanya para wali. Syaikh Abdul Qadir al-Jilani mendapatkan gelar tersebut sebab selain memiliki kedalaman ilmu agama, pancaran karomahnya yang sangat dirasakan oleh orang banyak dan murid-muridnya.
Meski demikian luhurnya gelar yang beliau sandang, rupanya Syaikh Abdul Qadir al-Jilani sempat dibuat takjub oleh karomah wali perempuan yang ditemuinya.
Saking takjubnya, beliau mengintip maqam kewalian yang dimiliki wanita tadi.
Seperti apa karomah yang dimiliki wali perempuan tersebut? Simak kisahnya sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube Short @muhammadabdurohim9225, Selasa (17/12/2024).
Advertisement
3. Kiai Said Aqil Siradj Saksikan Gus Dur Mengungkap Sosok Wali Tersembunyi di Madinah
Dalam perjalanan spiritualnya, KH Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur kembali menunjukkan kedalaman ilmu batinnya. Peristiwa ini terjadi saat Gus Dur bersama Kiai Said Aqil Siradj berziarah ke Madinah, tepatnya di sekitar Masjid Nabawi. Kisah ini menjadi salah satu pengalaman tak terlupakan yang diungkapkan oleh Kiai Aqil sendiri.
Kisah tersebut diikutip dari tayangan video di kanal YouTube @SobatIman. Di dalam video itu, Kiai Aqil Siradj menceritakan kejadian malam di Madinah ketika Gus Dur mengajaknya mencari seorang wali yang diyakini berada di kawasan Masjid Nabawi.
Setelah berziarah dan berdoa di Raudhah, Gus Dur tiba-tiba mengajak Kiai Aqil berjalan-jalan di sekitar masjid. Malam itu, suasana terasa khusyuk. Gus Dur berkata ada seorang wali yang berada di sana, dan mereka harus menemukannya.
Awalnya, Kiai Aqil bertemu dengan seseorang yang mengenakan sorban tinggi. Orang tersebut tengah sibuk mengajar para santrinya. Dengan penuh keyakinan, Kiai Aqil bertanya kepada Gus Dur, “Apakah ini walinya, Gus?” Namun, Gus Dur hanya menggelengkan kepala dan menjawab, “Bukan.”
Pencarian pun berlanjut. Tidak lama kemudian, mereka bertemu dengan seseorang yang memiliki jidat hitam tanda seringnya bersujud. Orang tersebut mengenakan sorban putih dan terlihat sangat berwibawa. Kembali, Kiai Aqil bertanya kepada Gus Dur, “Apakah ini walinya, Gus?” Lagi-lagi, Gus Dur menjawab, “Bukan ini.”
Kiai Aqil mulai merasa heran. Mengapa dua sosok yang terlihat begitu alim bukanlah wali yang dicari Gus Dur? Namun, ia tetap mengikuti langkah Gus Dur dengan penuh rasa penasaran. Mereka terus berjalan mengitari kawasan masjid hingga akhirnya Gus Dur menghentikan langkahnya.