Mendes Ingin Daerah Tertinggal Dapat Berkah dari Pelemahan Rupiah

Banyak produk dari daerah tertinggal yang bisa dipasarkan ke mancanegara, seperti rumput laut budidaya lokal, dan produk kerajinan rakyat.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 21 Mar 2015, 14:45 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2015, 14:45 WIB
Marwan Jafar
Marwan Jafar (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ternyata membawa berkah tersendiri bagi produk-produk ekspor yang tinggi konten lokalnya, karena harganya jadi lebih kompetitif di pasar ekspor. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Marwan Jafar ingin berkah ini juga bisa dinikmati masyarakat daerah tertinggal.

"Banyak produk dari daerah tertinggal yang bisa dipasarkan ke mancanegara, seperti rumput laut budidaya lokal, dan produk kerajinan rakyat seperti aksesoris, bordir, batik, ukiran, kaligrafi, produk kulit dan makanan ringan, semuanya berbahan baku lokal dan dikerjakan sendiri oleh masyarakat setempat," ujar Marwan, ditulis Sabtu (21/3/2015).

Ia yakin kualitas produk masyarakat daerah tertinggal memenuhi standar untuk dijadikan komoditas ekspor, apalagi harganya juga bisa kompetitif.

"Keunggulan lainnya adalah produk kerajinan daerah tertinggal tercipta dari kreatifitas lokal. Sehingga ada muatan corak budaya atau citarasa khas daerah yang membuatnya makin unik menarik di mata konsumen mancanegara" imbuh Marwan.

Menurutnya, produk kreatif daerah tertinggal cukup marketable untuk ditawarkan ke pasar global. Hal ini juga didukung oleh trend perilaku konsumtif masyarakat global terhadap produk ekonomi kreatif yang terus meningkat, seiring dengan perilaku masyarakat yang memasukkan unsur keunikan budaya serta daya kreatifitas yang tinggi pada setiap unsur kehidupannya.

Namun tokoh senior PKB ini mengakui produk daerah tertinggal masih terkendala lemahnya akses terhadap pasar ekspor. "Rata-rata eksportir kita belum mendapat informasi utuh tentang keunggulan produk kreatif daerah tertinggal, sehingga jarang yang melirik untuk dijadikan komoditas ekspor" ungkapnya.

Untuk itu, lanjutnya, pihaknya akan mengajak kalangan eksportir dan pengusaha nasional untuk lebih mengenal produk kreatif daerah tertinggal. Jika dipandang marketable, mereka tentu tertarik berinvestasi untuk mengembangkan produk kreatif daerah tertinggal sebagai komoditas ekspor.

"Tidak kalah pentingnya adalah peran pemerintah daerah untuk lebih gencar mempromosikan produk-produk kreatif daerahnya, terutama melalui keikutsertaan dalam pameran produk-produk daerah di ibukota provinsi maupun di Jakarta" tutur Menteri Marwan.

Ia mengakui pemerintah tidak bisa sendirian mengentaskan daerah tertinggal. Dibutuhkan peran serta kalangan swasta khususnya dunia usaha, dalam upaya menggerakkan perekonomian daerah melalui investasi dan kemitraan usaha dengan masyarakat setempat.

"Jika kalangan dunia usaha bisa bekerjasama untuk mengembangkan produk-produk daerah tertinggal menjadi komoditas ekspor, saya optimis daerah tertinggal akan lebih maju ekonominya dan lebih cepat terentaskan dari ketertinggalannya,” tandas Menteri Marwan. (Alvin/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya