Proyek Tol Kabel Optik Telkom Jadi Katalisator Pembangunan Desa

Telkom tengah membangun Tol Kabel Optik dari Sabang-Merauke.

oleh Nurmayanti diperbarui 07 Apr 2015, 10:16 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2015, 10:16 WIB
Telkom Indonesia
Telkom Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Langkah Telkom mewujudkan pembangunan Tol Kabel Optik dari Sabang-Merauke dinilai menjadikan Indonesia lebih terintegrasi (Indonesia Connectred) secara seamless sehingga perekonomian berbasis digital bisa dilakukan masyarakat.

Pembangunan  infrastruktur itu bisa membantu terwujudnya kota cerdas tetapi juga bisa menjadi katalisator pembangunan desa, kabupaten  dan komunitas cerdas termasuk sistem kelautan yang cerdas.  

“Keberanian Telkom membangun jalur kabel optik dari Sabang-Merauke itu sesuatu yang luar biasa. Bagi saya ini yang membedakan antara market leader dan follower di pasar. Telkom punya visi jauh ke depan,” ungkap Ketua Lembaga Inovasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Suhono Harso Supangkat di Jakarta, Selasa (7/4/2015).

Menurutnya, Telkom berani membangun infrastruktur untuk mendukung akses komunikasi nasional itu walau tahu sebagian rute yang dilalui tak layak secara bisnis.

“Saya melihat ini suatu tanggung jawab industri untuk pemerataan pembangunan akses kecepatan tinggi. Tidak hanya untuk yang menghasilkan bisnis secara langsung tetapi memberi nilai untuk daerah-daerah. Harapannya bisa mendukung integrasi seamless Indonesia sebagai negara kesatuan dan persatuan,” katanya.

Dia berharap pemerintah bisa memberikan insentif untuk aksi korporasi ini. Alasannya, wajar jika prospek non bisnis langsung dibangun oleh industri, maka pemerintah bisa memberikan insentif untuk ini.

Direktur Network Telkom Abdus Somad Arief sebelumnya  mengungkapkan  tahun ini pembangunan backbone kabel optik sepanjang 75.000 km di seluruh wilayah Nusantara rampung.

“Saat ini kami tengah melanjutkan pembangunan backbone dari Timika ke Merauke. Sehingga pada September nanti, Indonesia sudah memiliki tol kabel optik dari Sabang sampai Merauke. Investasi kami di Indonesia Timur, saat ini 60% dalam status layak ekonomi. Sementara 35% sudah layak secara bisnis. Kita lakukan ini karena Telkom itu flag carrier di industri Telco,” papar dia.

Tersambungnya Indonesia dari Barat hingga Timur tak bisa dilepaskan dari  proyek SMPCS atau Sulawesi-Maluku-Papua Cable System.  Berkat proyek ini Kawasan Timur Indonesia (KTI) menjadi  sejajar dengan Kawasan Barat Indonesia dalam hal infrastruktur telekomunikasi.

Pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut SMPCS yang digagas dan dikerjakan Telkom tersebut mencakup penggelaran Kabel Laut sepanjang 5.444 km dan Kabel Darat sepanjang 655 km yang menggunakan teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM).

Teknologi  DWDM  menghadirkan jaringan dengan kapasitas bandwidth 32x100 Gigabytes per fiber pair-nya. SMPCS merupakan kelanjutan dari pembangunan serat optik  Mataram Kupang Cable System yang sudah dituntaskan pada 2011. Jalur yang digunakan untuk pembangunan serat optik sebagian besar masuk dalam rute Palapa Ring milik pemerintah.

Adapun bentuk jaringan broadband di KTI melingkar seperti sebuah cincin yang melintang dari utara hingga selatan. Proyek yang akan diselesaikan tersebut adalah proyek lingkar utara yang berada di Maluku.

“Bulan Mei ini proyek SMPCS sudah tuntas. Begitu operasional, layanan Triple Play IndiHome langsung tancap gas di Kawasan Timur Indonesia (KTI),” ungkap Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga.(Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya