Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka menyukseskan forum ekonomi dunia yang bertajuk 24th World Economic Forum on East Asia pada 19-21 April 2015 di Jakarta, dua menteri Kabinet Kerja berkumpul guna mempersiapkan perhelatan tersebut. Pasalnya beberapa Kepala Negara rencananya bakal hadir di acara World Economic Forum.
‎Dari pantauan Liputan6.com, Jakarta, Selasa (7/4/2015), rakor World Economic Forum hanya diikuti dua menteri Jokowi, yakni Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel di kantor Kemenko Bidang Perekonomian.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mendadak pergi meninggalkan kantornya karena akan menemani Presiden. "Kita persiapan World Economic Forum karena mau angkat isu suistanable development dan investasi hijau (green investing). Kita akan punya banyak kebijakan, kata Siti Nurbaya.
Sedangkan Mendag Rachmat Gobel mengaku ditunjuk menjadi Ketua Panitia dalam World Economic Forum 2015. "Persiapan saja, kan saya jadi Ketua Panitia. ‎Mau tahu berapa jumlah pesertanya yang datang, pembicara siapa saja, apa yang akan dibahas dan Kepala Negara yang datang siapa. Sejauh ini yang confirm hadir Presiden Kamboja," cetus Rachmat.
‎Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Bachrul Chairi sebelumnya mengatakan, untuk mengejar target pembangunan infrastruktur dalam lima tahun ini, pemerintah setidaknya membutuhkan investasi mencapai Rp 530 triliun.
"Itu dibutuhkan investasi yang lima tahun untuk mendukung 7 persen pertumbuhan ekonomi. Kami hanya bisa sediakan APBN-nya kira-kira hanya Rp 129 triliun, sehingga sekitar Rp 400 triliun itulah yang harus ditawarkan oleh pihak swasta untuk berpartisipasi," ujarnya.
Untuk bisa menarik investasi sebanyak itu, lanjut Bachrul, pemerintah bisa memanfaatkan forum ekonomi dunia yang bertajuk 24th World Economic Forum on East Asia yang akan diselenggarakan pada 19-21 April 2015 di Jakarta.
"Kita butuh investasi oleh karena itu perlu penjajakan untuk promosi. Pada ajang ini, orang yang pengaruh dan punya kapital besar datang ke Indonesia," katanya.
Dalam ajang ini, pemerintah bisa secara langsung menyampaikan program-program pembangunan yang ingin dicapai dalam 5 tahun dan kebutuhan investasinya. Dengan demikian, diharapkan akan banyak investor kelas dunia yang tertarik membantu pembangunan infrastruktur di Indonesia.
"Proyek infrastruktuur bisa kita tawarkan kepada mereka. Itu bisa menjadi kesempatan yang baik karena mereka dengar langsung. Ini kesempatan baik yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan Indonesia," tandasnya.(Fik/Nrm)