Liputan6.com, Jakarta - China mengumumkan akan membatasi impor film-film Hollywood. Hal ini membuka medan baru dalam perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) beberapa jam setelah tarif Presiden AS Donald Trump.
Mengutip Yahoo Finance, Kamis (10/4/2025), pihak otoritas berjanji untuk kurangi secara moderat film AS yang diizinkan masuk ke China.
Baca Juga
"Tindakan yang salah dari pemerintah AS untuk menyalahgunakan tarif pada China pasti akan semakin mengurangi dukungan penonton domestik terhadap film-film AS,” demikian pengumuman the China Film Administration.
Advertisement
Saham perusahaan hiburan termasuk Walt Disney Co, Paramount Global dan Warner Bros Discovery Inc turun dalam pra pembukaan pasar.Sementara pemerintah China menahan diri dari larangan langsung terhadap film-film Amerika Serikat (AS). Langkah itu mengisyaratkan China sekarang dapat membidik layanan AS dalam perang dagang.
Hal ini membuka menu baru untuk opsi pembalasan, seiring AS menjalankan surplus perdagangan jasa dengan China terutama dalam hal perjalanan, royalti kekayaan intelektual dan transportasi.
Ketegangan antara Beijing dan Washington telah meningkat melampaui pertukaran tarif dalam beberapa hari terakhir hingga juga berdampak terhadap sektor pendidikan. Pejabat China pada Rabu memperingatkan warga negara agar tidak bepergian ke AS, dan memperingatkan mahasiswa tentang risiko keamanan yang terkait dengan belajar di "negara bagian AS tertentu".
Pasar yang Lebih Kecil
China telah lama menjadi pasar penting bagi studio-studio AS. Setelah film AS pertama disetujui untuk dirilis di negara Asia tersebut pada 1994, studio-studio film semakin bergantung pada pasar tersebut untuk pertumbuhan seiring dengan memuncaknya penjualan tiket di Barat dan layanan streaming yang mencuri perhatian penonton.
Ketegangan Perdagangan dan Politik Jadi Hambatan
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, regulator China telah membatasi akses ke bioskop mereka, yang menunjukkan judul-judul film AS tidak sejalan dengan nilai-nilai Partai Komunis.
Jumlah rilis film AS yang disetujui di Tiongkok mencapai puncaknya di lebih dari 60 pada 2018 tetapi telah menurun hingga 2021, menurut data dari layanan tiket Tiongkok Maoyan Entertainment. Meningkatnya ketegangan perdagangan dan politik antara AS dan Tiongkok serta popularitas film-film berbahasa lokal di Tiongkok telah menjadi hambatan bagi rilis film Amerika Serikat di Asia tersebut.
Advertisement
Perang Dagang Makin Panas: Trump Naikkan Tarif 104%, China Balas Dendam 84%
Sebelumnya, China kembali membalas kebijakan tarif impor yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump. China menaikkan tarif impor barang AS hingga lebih dari 80%.
Menurut keterangan Kantor Komisi Tarif Dewan Negara yang dikutip dari CNBC, Rabu (9/12/2025), tarif atas barang-barang AS yang masuk ke China akan naik menjadi 84% dari 34% mulai 10 April 2025.
Kenaikan ini dilakukan sebagai respons terhadap kenaikan tarif AS terbaru atas barang-barang China hingga lebih dari 100% yang dimulai pada tengah malam ini.
Kenaikan tarif yang saling berbalas ini mengancam akan menghancurkan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia. Menurut Kantor Perwakilan Dagang AS, AS mengekspor barang senilai USD 143,5 miliar ke China pada 2024, sementara mengimpor produk senilai USD 438,9 miliar.
Pemerintahan Trump mengumumkan kebijakan tarif baru yang menyeluruh minggu lalu, dan memperingatkan negara-negara lain agar tidak membalas. Beberapa negara, termasuk Jepang, tampaknya bersedia bernegosiasi mengenai tarif, tetapi Tiongkok tampaknya mengambil sikap yang lebih keras dan dengan cepat mengumumkan tarif balasan.
Trump Naikkan 50%
Setelah tanggapan awal China terhadap penerapan tarif pada tanggal 2 April, Trump mengumumkan kenaikan tambahan sebesar 50%, sehingga total pajak impor untuk barang-barang Tiongkok menjadi 104%.
“Saya pikir sangat disayangkan bahwa Tiongkok sebenarnya tidak ingin datang dan bernegosiasi, karena mereka adalah pelanggar terburuk dalam sistem perdagangan internasional,” kata Menteri Keuangan AS Scott Bessent kepada Fox Business pada hari Rabu setelah pengumuman terbaru tarif China.
“Mereka memiliki ekonomi yang paling tidak seimbang dalam sejarah dunia modern, dan saya dapat memberi tahu Anda bahwa eskalasi ini merugikan mereka.” tambah dia.
Investor Ketakutan
AS telah memberlakukan tarif baru pada China sebelum meluncurkan kebijakan perdagangan penuhnya pada April. China, bersama dengan Kanada dan Meksiko, dikenai pungutan baru di awal masa jabatan Trump sebagai bagian dari apa yang disebut pemerintah sebagai upaya untuk menghentikan fentanil memasuki AS.
Perang dagang tampaknya telah membuat investor di seluruh dunia ketakutan, karena pasar ekuitas global telah merosot tajam pada April. S&P 500 ditutup pada Selasa dengan penurunan hampir 20% dari puncaknya, menjadikan indeks AS terkemuka sebagai pasar yang sedang lesu. Indeks Kospi Korea Selatan juga merosot tajam pada hari Rabu. Saham di Shanghai dan Hong Kong juga turun tajam sejak pengumuman tarif AS pada 2 April.
Advertisement
