Liputan6.com, Jakarta Paska pengungkapan kasus perbudakan Anak Buah Kapal (ABK) Myanmar oleh perusahaan Thailand PT Pusaka Benjina Resources, kini giliran kapal berbendera Indonesia Kunlun ditangkap di perairan Negeri Gajah Putih. Kapal ini mengangkut puluhan ABK asal Indonesia.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menyatakan, pihaknya baru menerima kabar dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Thailand, bahwa Kunlun kapal berbendera Indonesia disita di Phuket atas permintaan Interpool tertanggal 6 Maret 2015.
"Kaptennya warga negara Peru, ada 4 perwira asal Spanyol dan 32 ABK warga negara Indonesia (WNI). Status ABK WNI bisa dipulangkan setelah dokumen diselesaikan," tegas dia saat Konferensi Pers soal Illegal Fishing di kantornya, Jakarta, Rabu (8/4/2015).
Susi meminta kepada KBRI agar turun tangan langsung menyelesaikan persoalan tersebut, dan jangan hanya mengandalkan pemilik kapal. Pasalnya, bisa saja agen berbuat culas dengan tidak memulangkan ABK WNI, tapi justru mengirimkannya ke kapal lain.
Ada kekhawatiran di diri Menteri Susi mengenai kebenaran kapal Kunlun. Meski berbendera Indonesia, dia tidak yakin bahwa kapal tersebut benar-benar milik Indonesia. Sehingga Kementerian Perhubungan, sambungnya, telah memastikan tidak menerbitkan izin tangkap kepada kapal Kunlun.
"Kunlun ini, pernah bernama Black Moon, Galaxy dan Dorita. Kapak tersebut juga pernah memiliki bendera Korea Utara, Tanzania, Panama, Indonesia dan Afrika. Kunlun dan Yongding pernah sama-sama di Australia dan tertangkap kapal Australia, konfrontasi dengan kapal Australia Barat. Mereka terkait Spanish," terang dia.
Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing, kata Susi, selama ini tertutup rapi, tanpa ada orang yang berani mengungkap secara tuntas. Kapal-kapal asing pun, lanjutnya, mencari berbagai upaya agar tidak mudah terlacak maupun tertangkap meski dengan menggunakan cara kotor seperti suap.
"Contohnya, kapal-kapal Thailand, pakai ABK asal Myanmar menangkap ikan di Indonesia. Tidak punya jaringan di sini, beroperasi di wilayah atau laut terpencil seperti Tanjung Balai, Wanam, Benjina yang tak mungkin sampai tanpa penerbangan perintis. Ini adalah kejahatan yang besar," papar dia.
Untuk itu, Susi mengaku, pihaknya secara tegas dan berkomitmen untuk memerangi illegal fishing bukan hanya karena merugikan perekonomian Indonesia tapi juga menguras pendapatan nelayan karena hasil tangkapan laut sepi lantaran sudah dijarah kapal-kapal asing.
"Ini bukan main-main, kita ingin mengembalikan kehebatan negara Indonesia sebagai negara maritim. Makanya prioritas tahun ini dan tahun depan, ingin memberantas illegal fishing. Misal terbongkarnya kasus Benjina yang ditutupi sejak bertahun-tahun," tandasnya. (Fik/Ndw)
Menteri Susi: Ada Kapal Bendera RI Tertangkap di Thailand
Menteri Susi menerima kabar dari KBRI di Thailand bahwa Kunlun kapal berbendera Indonesia disita di Phuket atas permintaan Interpool.
Diperbarui 08 Apr 2015, 19:53 WIBDiterbitkan 08 Apr 2015, 19:53 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Peringkat FIFA Timnas Indonesia: Naik Pesat usai Sikat Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026
5 Bintang Timnas Indonesia saat Bungkam Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Berhasil Bawa Timnas Indonesia Menang, Hubner Beri Pembuktian setelah Disindir Pelatih Bahrain
Struktur Kepengurusan Danantara Resmi Diumumkan, Mampu Perbaiki Ekonomi?
Prabowo Apresiasi Timnas Indonesia Kalahkan Bahrain: Pemain Berjuang Keras, Maju Terus
Garut Kekurangan LTT Lahan Padi hingga 3 Ribu Hektar, Bagaimana Nasib Program Swasembada Beras ?
Hadir di Bazar Ramadan Trunojoyo 2025, Persib Store Tawarkan THR Belanja Bersama Ciro Alves
Sakit Hati Ditagih Utang, Pria di Lampung Nekat Rampok dan Bunuh Tetangga
Netizen Kembali Sumringah, Sebut Ole Romeny adalah Kepingan Puzzle Timnas yang Terakhir
Lima Pemain Terbaik dalam Kemenangan Timnas Indonesia atas Bahrain, Siapa Saja?
Netizen Cemas saat Waktu Memasukki Menit 90, Teringat Insiden di Riffa
Resep Sayur Kol Anti-Ribet: Menu Praktis Saat Kepepet