Pertamina EP Area Melandong Temukan Cadangan Migas Baru

Uji kandungan lapisan menghasilkan minyak sebesar 475 BOPD dan gas 3,7 MMSCFD dari sumur JST-1.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 12 Apr 2015, 15:11 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2015, 15:11 WIB
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina (2)
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina

Liputan6.com, Subang - PT Pertamina EP mencatatkan keberhasilan aktivitas eksplorasi di area Melandong ditandai dengan temuan minyak dan gas melalui sumur wildcat Jati Sinta-1 (JST-1) di awal semester I 2015.

Uji kandungan lapisan menghasilkan minyak sebesar 475 BOPD (38.2 API) dan gas 3,7 MMSCFD. Sumur eksplorasi JST-1 terletak di Desa Kalentambo, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Pada awalnya, usulan JST-1 merupakan sumur eksplorasi untuk membuktikan adanya cadangan hidrokarbon. Sejak eksplorasi berhasil menemukan Jati Asri – 1 (JAS-1) pada 2013, maka evaluasi dilakukan dengan menggunakan konsep sama.

Keberhasilan pemboran menemukan lapisan produktif menambahkan keyakinan akan besarnya cadangan migas yang terkandung di Area Jati Asri. Demikian mengutip dari keterangan yang diterbitkan, Minggu (12/4/2015).

Seiring kesuksesan pemboran JST-1, sumur JAS-2 berhasil mendapat cadangan baru dengan hasil uji kandung 2.8 MMSCFD dan 257 BOPD. Lokasi JAS-2 yang terletak di Desa Kebondanas, Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang berjarak 1,6 km sebelah tenggara dari sumur JAS-1.

Selain itu, pemboran sumur eksplorasi Jati Asri (JAS) diselesaikan 14 hari lebih cepat dari target sebelumnya 64.60 hari menjadi 50,65 hari. Ini jadi bukti perseroan mampu melakukan cost effectiveness yang telah dicanangkan dalam upstream strategy untuk menghadapi harga minyak menurun.

Dengan waktu pemboran lebih cepat juga mampu menekan biaya. Sumur JAS-2 Sumur JAS-2 yang semula dianggarkan sebesar US$ 12 juta, realisasi biaya mampu ditekan menjadi US$ 7,95 juta.

Jadi perseroan mampu melakukan efisiensi biaya sebesar 33,73 persen dari program. Hal ini dimungkinkan melalui kontrol pelaksanaan pemboran yang ketat, sehingga upaya mengoptimalkan waktu operasi dengan menekan non-productive time (NPT) dan non-effective time (NET) dapat dilakukan.

Hal ini juga membuktikan secara keekonomian Area Jati Asri – Jati Sinta – Jati Rimba ekonomis untuk dikembangkan menjadi lapangan kompleks Jati. Sementara status JAS-1 sejak 20 Juni 2014 - 4 April 2015 berproduksi sebesar 183,317.4 Barrel dan 662.3 MMSCF. (Ndw/Ahm)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya