Rusia Siap Bangun Reaktor Nuklir di Indonesia

Perusahaan Rusia memenangkan lelang tahap pre-desain pembangunan reaktor daya multifungsi di kawasan Serpong, Banten.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 22 Apr 2015, 12:55 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2015, 12:55 WIB
Indonesia Dinilai Belum Butuh Nuklir
Indonesia dinilai belum membutuhkan sumber energi nuklir karena masih banyak cadangan batu bara dinilai masih cukup untuk jangka panjang.

Liputan6.com, Moskow - Demi mengatasi krisis listrik yang semakin nyata terjadi di Tanah Air, pemerintah serius mewujudkan berbagai energi alternatif. Keseriusan pemerintah dapat dilihat dari rencana pembangunan reaktor daya multifungsi di kawasan Serpong, Banten yang tendernya dimenangkan Konsorsium Rusia-Indonesia pada lelang tahap pre-desain dalam proyek tersebut.

Konsorsium itu terdiri dari beberapa perusahaan Indonesia yaitu PT Rekayasa Engineering dan PT Kogas Driyap Konsultan, dan perusahaan Rusia NUKEM Technologies GmbH, anak usaha dari Rosatom yang merupakan perusahaan nuklir milik pemerintah.

Konsorsium Rusia-Indonesia ini akan mengerjakan pembangunan reaktor gas-cooled multifungsi bersuhu tinggi dengan kapasitas 10 megawatt (MW). Selama 8 bulan, konsorsium ini akan bertanggungjawab pada ruang lingkup pengerjaan termasuk persiapan studi kelayakan untuk desain konseptual dan paket desain dasar.

Penandatanganan kontrak pengerjaan ini diharapkan dapat dilakukan akhir April 2015.

Sementara Private Institution RAIN, perusahaan pengelola Rosatom Asia yang berbasis di Singapura, bertugas mengurus interaksi bea cukai, persiapan dokumen tender dan koordinasi partisipasi Rosatom dalam proyek ini.

“Kami berhasil menyusun sebuah tim profesional berskala internasioanl yang kaya pengalaman di bidang teknologi nuklir. Kami siap mengembangkan desain yang efisien dan aman yang akan menjadi program nuklir unggul Indonesia, di masa depan,” terang Presiden Private Institution RAIN Alexander Marten seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (22/4/2015).

Pemasok Kobalt-60

Selain memenangkan tender pre-desain reaktor daya, Rusia juga menjadi pemasok pertama Kobalt-60 (Co-60) sebagai sumber pengion untuk perusahaan Indonesia, Rel-Ion. Kobalt-60 ini akan dipasok oleh JSC Isotope, anak perusahaan Rosatom.

Kobalt-60 dikirim melalui jalur laut selama 50 hari dari St. Petersburg menuju Indonesia. Dalam waktu dekat, perwakilan Rel-Ion akan datang ke Moskow untuk membahas rincian kerja sama tersebut.

Rel-Ion merupakan perusahaan yang menyediakan layanan sterilisasi gamma. Cakupan layanan meliputi sterilisasi alat-alat medis desinfeksi wadah medis dan makanan, dan juga bahan baku untuk industri kosmetik. Dalam proses sterilisasi dengan unit sinar gamma, bakteri dan mikroorganisme berbahaya lainnya dieliminasi, sehingga produk olahan lebih aman dikonsumsi. (Sis/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya