Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Airlines (Persero) Tbk mengaku terus melakukan efisiensi biaya operasional guna mengurangi kerugian yang dideritanya pada tahun 2014.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Arif Wibowo mengungkapkan, perseroan mentargetkan mampu menghemat biaya operasional di luar biaya bahan bakar mencapai US$ 198 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun pada 2015 ini.
"Kami sudah sampai US$ 40 juta sampai April di luar fuel, tapi target dari non fuel US$ 198 juta," tegas Arif di Kementerian BUMN, Rabu (3/6/2015).
Dijelaskan Arif, ada beberapa hal yang dilakukan sehingga mampu mencatatkan penghematan biaya mencapai US$ 40‎ juta hingga April 2015. Pertama dalam hal pemakaian pesawat dan beberapa peralatan operasional lainnya. Kedua, perseroan juga mengurangi beberapa aktifitas yang dianggapnya kurang menimbulkan hasil yang signifikan ke perusahaan.
"‎Terutama sponsorship yang tidak create, itu yang kami tahan tidak spending dulu, kalau hanya brand awareness itu tidak, kita mainkan langsung yang selling‎," tegas Arif.
Selain itu, Garuda Indonesia juga mengurangi frekuensi rute penerbangan internasional ke Jepang. Langkah pengurangan tersebut sebagai langkah efisiensi untuk mendongkrak kinerja keuangan perusahaan.
Pengurangan rute tersebut dilakukan sebagai langkah quick win dari perseroan. "Jepang tidak lagi menggunakan pesawat tipe 777 karena itu terlalu besar untuk market di sana dengan empat kali sehari, makanya kami kurangi menjadi dua kali sehari," katanya.
Arif menegaskan, pengurangan frekuensi tersebut bukan karena adanya pelemahan minat kunjungan para wisatawan Jepang ke Indonesia. Namun semata-mata hanya karena ada rute lain yang lebih menjanjikan.
Seperti diketahui, dengan berbagai macam efisiensi yang dilakukan maskapai tersebut, Garuda Indonesia berhasil mencatatkan kinerja yang positif di Kuartal I 2015 di tengah lesunya jumlah penumpang.
‎Pada periode kuartal I 2015 maskapai berlambang burung biru tersebut mencetak laba bersih sebesar US$ 12,4 juta. Dibandingkan periode sama tahun lalu, perseroan rugi sebesar US$ 166,2 juta.
Di pos pendapatan, Garuda Indonesia mencetak pendapatan sebesar US$ 927,3 juta‎, meningkat 13,4 persen dibanding periode sama 2014 sebesar US$ 817,4 juta‎. (Yas)
Garuda Targetkan Penghematan Biaya Operasional Rp 2,6 Triliun
Garuda Indonesia mengurangi frekuensi rute penerbangan internasional ke Jepang.
diperbarui 03 Jun 2015, 14:42 WIBDiterbitkan 03 Jun 2015, 14:42 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ingin Taubat dari Dosa Meninggalkan Sholat? Ketahui Syarat dan Caranya
Jokowi Sebut Saya Ridwan Kamil, Pramono-Rano: Enggak Apa-Apa, Doakan Semua Sehat
Makna di Balik Tari Piring Khas Minangkabau
Studi Ungkap Polusi Udara Buat Otak Makin Lemot
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Sabtu 16 November 2024
KPK Tetapkan Pejabat BPK Tersangka Korupsi Proyek Jalur Kereta Api
Saat Halle Berry Kembali Kenakan Gaun Menerawang Ikonis Elie Saab di Malam Memenangkan Oscar 22 Tahun Kemudian
Papan Sangatan, Teknologi Kearifan Lokal dalam Perhitungan Musim Tani
Bawa Skuad Garuda ke Level Lebih Tinggi, Mantan Pelatih Timnas yang Mualaf Ini Puji Keberhasilan STY
Diduga Menipu, Pemilik Superstar Fitness Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
Penyelamatan Zion Suzuki Jadi Titik Balik Jepang Sikat Timnas Indonesia
Polda Lampung Gagalkan Penyelundupan Ganja 8 Kg di Bakauheni, Ungkap Jaringan Narkoba Antar Provinsi