Pertamina Mampu Hemat US$ 172 Juta Hingga Mei

PT Pertamina menargetkan efisiensi mencapai US$ 479 juta sepanjang 2015.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 18 Jun 2015, 15:14 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2015, 15:14 WIB
Ilustrasi Pertamina (2)
Ilustrasi Pertamina

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mencatat  efisiensi melalui pelaksanaan breakthrough project perusahaan mencapai US$ 172 juta atau sekitar Rp 2,29 triliun (asumsi kurs Rp 13.324 per dolar Amerika Serikat) hingga akhir Mei 2015. Perolehan angka tersebut telah melebihi target sebesar US$ 168 juta.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Wianda Pusponegoro mengatakan pencapaian tersebut meningkat signifikan dibandingkan dengan realisasi pada kuartal I 2015 yang mencapai US$ 96 juta. Pencapaian efisiensi di atas target untuk periode lima bulan pertama yang dipatok pada level US$ 168 juta.

"Di tengah masa sulit industri migas seperti saat ini, upaya-upaya efisiensi menjadi penting untuk terus-menerus dilakukan," kata Wianda, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (18/6/2015).

Wianda menyatakan, Pertamina telah memiliki program besar berupa breakthrough project 2015. Pertamina menargetkan menciptakan efisiensi mencapai US$ 479 juta selama satu tahun.

"Melihat perkembangan pencapaian dalam lima bulan pertama, kami optimistis target tersebut dapat dicapai," tutur Wianda.

Wianda menjelaskan, efisiensi terbesar diperoleh dari sentralisasi pengadaan, dengan Pertamina mengubah pola pengadaan yang sebelumnya dilakukan oleh korporat, unit dan anak perusahaan secara terpisah-pisah, menjadi terpusat melalui Procurement Excellence Group Pertamina. Nilai efisiensi yang dicapai dengan perubahan ini telah mencapai US$ 66 juta.

Pembenahan tata kelola dan arus minyak di antaranya melalui memperkecil volume losses dan produk minyak menyumbang efisiensi yang cukup besar, yaitu US$ 64,4 juta. Selanjutnya, dari perubahan proses pengadaan dan produk minyak oleh Integrated Supply Chain (ISC) hingga akhir Mei telah mencapai US$ 37 juta.

"Revitalisasi telah menjadikan ISC kini berperan lebih baik, antara lain dari proses tender yang dilaksanakan terbukti menghasilkan harga yang lebih kompetitif dan juga metode pembayaran kini sepenuhnya tidak lagi menggunakan L/C yang merepresentasikan tingkat kepercayaan seller kepada Pertamina yang tinggi," pungkas Wianda. (Pew/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya