Liputan6.com, New York - Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras sempat mengirimkan surat damai pada para kreditor saat negaranya gagal membayar utang senilai 1,6 miliar euro pada 30 Juni 2015. Dalam suratnya, dia mengatakan, pemerintah Yunani siap menerima kesepakatan bantuan sesuai dengan amandemen, tambahan-tambahan atau klarifikasi sebagai bagian dari syarat perpanjangan pagu utangnya.
Namun setelah surat itu dikirimkan, Tsipras justru mendorong warga Yunani untuk menolak kesepakatan dana talangan internasiobal dan menyatakan negaranya kini sedang diperas.
Dikutip dari Financial Times, Kamis (2/7/2015), Tsipras mengatakan amandemen Yunani sangat konkrit dan amandemen itu mendorong percepatan dan meningkatkan kredibilitasi rancanang seluruh program yang siap disepakati.
Dalam suratnya, Tsipras mengatakan, akan melakukan reformasi pajak pertambahan nilai dengan menerapkan angka baru. Sementara untuk langkah struktur fiskal, Yunani secara bertahap akan meningkatkan pajak pendapatan pengusaha hingga menjadi 100 persen dan menghapus perlakuan pajak istimewa bagi petani pada akhir 2017.
Yunani juga berjanji akan mengurangi pengeluaran untuk belanja militer sebesar 200 juta euro pada 2016 dan 400 juta euro pada 2017 melalui sejumlah tindakan konkrit termasuk memangkas birokrasi.
Sementara untuk dana pensiun, reformasi 2010 akan secara utuh diimplementasikan tapi reformasi 2012 akan ditunda hingga reformasi legislatif baru diterapkan pada Oktober 2015.
Untuk tunjangan sosial pensiun akan dihapuskan pada akhir 2019 tapi tanpa tindakan awal. Seluruh biaya yang mengganggu juga akan dihapuskan pada akhir 2017, mulai 31 Oktober 2015.
Di pasar tenaga kerja, kerangka kerja baru akan diatur pada akhir 2015. Sementara untuk pasar produk, Yunani akan segera menerapkan rekomendasi spesifik dari OECD untuk berbagai produk dan membuka profesi larangan untuk notaris dan meliberalisasi pasar tenaga kerja untuk gym.
Namun setelah surat itu disampaikan, kurang dari 24 jam kemudian, Tsipras justru muncul ke muka publik dan mendorong masyarakat Yunani untuk menolak tuntutan para kreditor. (Sis/Gdn)
Usai Kirim Surat ke Kreditor, PM Yunani Umumkan Negaranya Diperas
Setelah mengirim surat damai pada para kreditor internasional, Perdana Menteri Yunani justru mengatakan negaranya kini sedang diperas
diperbarui 02 Jul 2015, 14:15 WIBDiterbitkan 02 Jul 2015, 14:15 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Saat Wiridan Dianggap Tidak Penting tapi Gak Punya Duit Bermasalah Banget, Sindiran Pedas Gus Baha
Peristiwa 17 Desember 1942: Lahirnya Soe Hok Gie
Wakil Ketua DPR RI Apresiasi Masyarakat Bandung Deklarasi Berantas Judol
Gaya Glamor Valerie Thomas Dampingi Putra Bungsu Zulkifli Hasan di Pernikahan Putri Zulhas dan Zumi Zola
Asal Usul Penamaan Kota Kudus Jawa Tengah hingga Peran Ulama Besar Ja'far Shodiq
5 Fakta Menarik Komet C 2022/E3 (ZTF), Terlihat Puluhan Ribu Sekali
ABK Asal China Dievakuasi dari Kapal WANHANG 2 di Dermaga Minahasa Utara
Menteri Bahlil Bakal Pangkas Birokrasi Proses Pengajuan Izin Pembangunan SPBU Nelayan
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Selasa 17 Desember 2024
Alasan Anak Bos Toko Roti Kabur ke Sukabumi Usai Aniaya Karyawati
Mahfud Md Ungkap Fenomena 'Gus' Populer sejak Gus Dur jadi Presiden, Begini Kisahnya
Dermaga Wika Bakal Jadi Solusi Atasi Lonjakan Kendaraan Selama Libur Natal dan Tahun Baru