Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah masih menghitung realisasi harga minyak dunia dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang Juli ini. Pasalnya kedua indikator tersebut terus mengalami pergerakan naik dan turun tergantung suplai maupun permintaan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil belum merembuk atau memutuskan apapun terkait kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) meski rupiah masih berada di level Rp 13.000-an per dolar AS dan harga minyak dunia mengalami penguatan.
"Belum ada pembicaraan, kita lihat realisasi harga BBM dan kurs selama Juli ini. Kurs rupiah tidak melemah terus, karena kadang menguat. Ini normal naik turun tergantung suplai," ujar dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (22/7/2015).
Sofyan menjelaskan, pemerintah akan menghitung kembali harga jual BBM Agustus ini pada akhir bulan. Dalam perhitungan tersebut merupakan wewenang Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Biasanya akhir bulan di-review. Tapi apakah dinaikkan atau tidak, menunggu hasil perhitungan. Menteri ESDM yang akan melihat realisasi harga minyak dan kemudian akan disesuaikan," terang Sofyan.
Dia enggan memprediksi kemungkinan penyesuaian harga jual BBM jika Pertalite diluncurkan. Sofyan hanya menegaskan bahwa Pertalite merupakan varian produk BBM dari PT Pertamina (Persero) tanpa campur tangan pemerintah.
"Pertalite adalah varian baru produk BBM Pertamina, pemerintah enggak ikut-ikutan," pungkas Sofyan. (Fik/Ndw)