Rupiah Dekati Titik Terendah dalam 5 Tahun

52 persen ekonom yakin The Fed menaikan suku bunga pada September 2015.

oleh Ifsan Lukmannul Hakim diperbarui 06 Agu 2015, 12:00 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2015, 12:00 WIB
Ilustrasi Pantau Rupiah
Ilustrasi Pantau Rupiah (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mendekati level terendah dalam 5 tahun terakhir di tengah menguatnya ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed). 

Menurut data Bloomberg, kamis (6/8/2015) pukul 10.12 WIB, rupiah melanjutkan pelemahan dengan diperdagangkan pada level 13.530 per dolar AS. Level tersebut mendekati level terendah dalam 5 tahun terakhir yang disentuh pada 31 juli yaitu di level 13.539 per dolar AS. 

Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah menjadi Rp 13.529.

Kepala Divisi Riset dan Analisis PT Monex Investindo (MIF), Ariston Tjendra menjelaskan, pelemahan rupiah lebih disebabkan sentimen dari regional. Kuatnya isu bahwa Bank Sentral Amerika Serikat akan menaikkan suku bunga di tahun ini membuat nilai tukar dolar menguat. Hal tersebut menjadi tekanan sendiri kepada rupiah.

Menurut survei Bloomberg terhadap para analis pada Rabu (5/8/2015), 52 persen ekonom yakin The Fed menaikan suku bunga pada September dengan alasan adanya pernyataan dari Gubernur The Fed Negara Bagian Atlanta Dennis Lockhart.

"Lockhart memberikan penegasan dukungannya atas kenaikan suku bunga sehingga meningkatkan ekspketasi akan kenaikan suku bunga AS. Hal tersebut mendorong rupiah kian melemah" tambah ariston kepada Liputan6.com.

Dalam pernyataannya, Dennis Lockhart mengungkapkan The Fed harus mempunyai alasan yang kuat jika tak ingin membuat kebijakan moneter yang melenceng dari rencana. Jika pertumbuhan ekonomi Amerika benar-benar mengalami penurunan yang dalam, barulah The Fed bisa menahan rencana kenaikan suku bunga. 

Pernyataan dari Dewan Gubernur Bank Sentral AS ini membuat ekpektasi rencana kenaikan suku bunga akan dilakukan pada September 2015 ini, setelah sebelumnya rencana kenaikan pada Juni 2015 kemarin sudah tertunda.

Di sisi lain, ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Dody Arifianto menilai, pelemahan rupiah sekitar 8 persen sepanjang tahun ini tidak perlu dirisaukan.

“Ada orang yang khawatir melemahnya rupiah ke kisaran 13.500 per dolar akan seperti 1998, padahal tidak seperti itu. Tahun ini kita start di kisaran 12.800 per dolar AS. Nah, di 1998 itu berangkat dari 2.500 per dolar AS. jadi masih justified," kata M. Dody kepada Liputan6.com. (Ilh/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya