Anggota DPR Ini Dukung Menko Maritim Soal Pesawat Garuda

Pesawat Airbus A350 hanya cocok untuk penerbangan jarak panjang seperti Jakarta-Amerika dan Jakarta-Eropa.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 14 Agu 2015, 10:52 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2015, 10:52 WIB
Airbus
Formasi Airbus

Liputan6.com, Jakarta - DPR sepakat dengan usulan yang dilontarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli soal aksi korporasi PT Garuda Indonesia Tbk untuk membeli pesawat Airbus A350. Menteri yang baru menjabat 2 hari tersebut mengusulkan kepada Garuda agar membatalkan rencana tersebut.

Anggota Komisi VI DPR RI, Primus Yustisio mengatakan, dirinya sepakat dengan Rizal bahwa seharusnya Garuda Indonesia membatalkan rencana untuk pembelian pesawat Airbus A350

"Saya sendiri juga tidak setuju. Tapi memang belum ada pembahasan tersebut dengan beliau," tegas Primus saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2015).

Oleh sebab itu, mantan aktor tersebut akan mengusulkan kepada Komisi VI agar berdiskusi langsung dengan semua pihak terkait niat baik dari Rizal Ramli.

Namun, Primus melanjutkan, seharusnya pembicaraan mengenai pembatalan tersebut dilakukan dengan Kementerian badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memang membawahi Garuda dan bukan dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

"Seharusnya yang bicara memang menteri teknis, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno. Tapi kan sebagai pembantu Presiden, beliau (Rizal Ramli) memang harus mengingatkan semua pihak. Nanti kita lihat niat baiknya," papar Primus.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meminta pemerintah selaku pemegang saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membatalkan pembelian pesawat Airbus A350. Rizal beralasan, langkah tersebut diambil supaya pemerintah tidak menderita rugi.

"Beberapa minggu lalu saya ketemu Presiden saya minta tolong. Saya tidak ingin Garuda Indonesia bangkrut lagi karena sebulan lalu pinjam US$ 44,5 miliar dari China Aviation Bank untuk membeli Airbus A350 sebanyak 30 buah," kata dia.

Dia menuturkan, pesawat itu hanya cocok untuk penerbangan jarak panjang seperti Jakarta-Amerika dan Jakarta-Eropa. Padahal, tingkat keterisian untuk rute tersebut minim.

"Itu hanya cocok Jakarta- Amerika dan Jakarta-Eropa. Pengalaman Garuda selama ini punya Jakarta-Amsterdam dan Jakarta-London penumpangnya 30 persen," tutur Rizal.

Berkaca pada pengalaman rekan sewilayah Singapore Airlines yang memiliki rute sama. Dia mengatakan maskapai tersebut juga mengalami rugi. "Saya katakan pada Presiden, 'Mas Singapore Airlines sekarang babak belur," kata Rizal Ramli.

Karena itu, pihaknya meminta membatalkan pembelian tersebut dan fokus untuk penerbangan domestik dan Asia. "Saya minta batalkan pembelian itu ganti pesawat lebih rendah kelasnya. Kita kuasai dulu pasar domestik," ujar Rizal. (Fik/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya