Liputan6.com, Jakarta - Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa harusnya menjadi modal utama negara ini dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun sayangnya, selama ini kelebihan tersebut tidak dimanfaatkan dengan maksimal.
Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Ekonomi dan Keuangan, Wijayanto Samirin mengatakan, selama ini Indonesia hanya mengandalkan komoditas alam sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi.
"Peran komoditi ini besar. Kita lihat 60 persen ekspor kita adalah komoditi seperti barang tambang dan CPO. Fakta lain 40 persen aktifitas ekonomi terkait dengan komoditi, 30 persen pendapatan pemerintah terkait komoditi. Jika komoditi ini lesu maka ekonomi kita ikut lesu," ujarnya dalam Seminar Penguatan Ekonomi Nasional Melalui Peningkatan Kualitas Manusia di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (20/8/2015).
Padahal menurut dia, jumlah penduduk yang besar seharusnya menjadi senjata utama Indonesia dalam menggerakan roda ekonomi di dalam negeri.Â
"Padahal kekayaan kita yang terbesar adalah human kapital," lanjut dia.
Berdasarkan kajian yang dilakukan, Wijayanto mengatakan bahwa jika nilai kekayaan alam yang dimiliki Indonesia dibagi dengan jumlah penduduk, maka hasilnya hanya bisa dibelikan empat ekor sapi oleh setiap orang penduduk.
"Nilai kekayaan alam kita dibagi jumlah penduduk, jika diangkat semuanya hari ini hanya US$ 3.500 per kapita. Ini sama dengan empat ekor sapi, sama dengan biaya kuliah S2 untuk 1 tahun," katanya.
Sedangkan bagi negara seperti Uni Emirat Arab yang juga memiliki kekayaan alam dalam jumlah besar terutama minyak bumi namun jumlah penduduknya jauh lebih sedikit, maka setiap orang di negara tersebut bisa membeli empat mobil Ferrari dari hasil kekayaan alam negerinya.
"Kekayaan alam di Uni Emirat Arab kalau dibagikan ke penduduknya, maka ada Rp 24 miliar per kapita. Jadi masing-masing orang bisa beli Ferrari. Sedangkan kita hanya dapat empat sapi," tandasnya. (Dny/Gdn)
Pendapatan Tahunan Tiap Penduduk RI Bisa Buat Beli 4 Ekor Sapi
Penduduk yang besar seharusnya menjadi senjata utama Indonesia dalam menggerakan roda ekonomi di dalam negeri.
Diperbarui 20 Agu 2015, 13:31 WIBDiterbitkan 20 Agu 2015, 13:31 WIB
Kampung kumuh terlihat di sepanjang jalur kereta api di kawasan Senen, Jakarta, (26/9/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mengenal Weton, Tradisi Jawa Kuno yang Masih Relevan
10 Resep Jamu Tradisional yang Cocok Dikonsumsi usai Lebaran, Badan Lebih Fit
Laba Emiten Pelayaran Logindo Samudramakmur Tumbuh 165,37% di 2024
8 Cara Efektif Mengembalikan Social Energy Setelah Lelah Bersosialisasi
Jadi Single Parents, 6 Selebriti Indonesia Ini Rayakan Lebaran 2025 Tanpa Pasangan
7 Olahraga Ringan Mengecilkan Perut Setelah Lebaran, Efektif dan Mudah Dilakukan
Dokter Terawan Isi Kuliah Umum di Harvard, Pamer Asta Cita Prabowo
Glaukoma: Penyebab Kebutaan Tertinggi Setelah Katarak, Penting Lakukan Deteksi Dini
Menhan Israel Sebut Militernya Akan Perluas Operasi Perebutan Wilayah di Gaza
Pemain Buangannya Bersinar di LaLiga, Manchester United Aji Mumpung Ingin Naikkan Banderol
Thailand Ngotot Gelar Festival Songkran di Tengah Risiko Keselamatan Usai Gempa Myanmar
Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina per April 2025 Se-Indonesia