Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina EP tengah melakukan eksplorasi satu sumur di wilayah Prabumulih Barat, Sumatera Selatan.‎ Pengeboran itu untuk menjaga volume produksi mengingat sumur-sumur yang lain produksinya mulai menurun.
‎Prabumulih merupakan satu lokasi kerja PT Pertamina EP yang tergabung dalam kategori Asset 2. Wilayah ini menjadi salah satu wilayah produksi migas terbesar milik PT Pertamina EP.
General Manager PT Pertamina EP Asset 2 Prabumulih, Ekariza‎ menjelaskan pengeboran sumur yang dinamakan PMB-P14 TW/33 ini membutuhkan dana setidaknya mencapai US$ 7,35 juta.
Advertisement
‎"Untuk melakukan pengeboran satu sumur biaya investasi yang dikeluarkan sekitar US$ 5 juta  sampai US$ 15 juta, untuk sumur ini (PMB-P14 TW/33) biaya yang dikeluarkan sebesar 7.350.000‎ dolar," kata Ekariza di Prabumulih, Jumat (21/8/2015).
Seperti diketahui, niai tukar dolar AS terhadap rupiah saat ini mencapai 13.800, maka dari itu jika dikonversi biaya investasi pengeboran sumur baru oleh Pertamina EPÂ sekitar Rp 101,4 miliar.
Ekariza menuturkan, sumur ini akan memiliki kedalaman di bawah tanah mencapai 2.800 meter. Diharapkan jika nanti usai, sumur ini mampu memproduksi minyak sebesar‎ 120 barel per hari, sedangkan untuk gas sebesar 2,5 juta kaki kubik per harinya.
"Ini sudah masuk hari ke 10, kita harapkan pengeboran selesai 59 hari ke depan, karena target pengeboran kita 69 hari," tegas dia.
Saat ini, produksi asset 2 mencapai 19.753 Barel Per Hari atau sebesar 90 persen dari target 22.049 Barel Per Hari. Sementara untuk realisasi produksi gas mencapai 466,37 Juta Kaki Kubik Gas Per Hari atau sebesar 99 persen dari target 471,23 Juta Kaki Kubik Per Hari.
Gas dari Asset 2 ini digunakan untuk keperluan listrik, industri pupuk dan berbagai kebutuhan di Sumatera Selatan ini termasuk juga untuk keperluan jaringan gas kota di Prabumulih dan sekitarnya.‎ (Yas/Ahm)