Bursa Saham Terpuruk, Kekayaan Miliarder Menyusut

Salah satu investor terkaya di dunia Warren Buffet mencatatkan penurunan kekayaan sekitar US$ 3,6 miliar.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Agu 2015, 21:17 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2015, 21:17 WIB
9 Cara Sukses dan Bahagia Ala Warren Buffett
Kata Warren Buffett, kalau mau sukses sekaligus bahagia.

Liputan6.com, New York - Data manufaktur China melemah ditambah harga komoditas telah memberikan sentimen negatif ke bursa saham global. Hal itu juga membuat total kekayaan 400 orang terkaya di dunia susut US$ 182 miliar atau sekitar Rp 2.537,08 triliun (asumsi kurs Rp 13.940 per dolar Amerika Serikat/AS) pada pekan ini.

Indeks Bloomberg Billionaires menunjukkan penurunan terbesar pada pekan ini apalagi indeks ini mencakup grup besar termasuk perusahaan Warren Buffet dan Glencore Plc Ivan Glasenberg. Kekayaan bersih anggota dalam indeks itu saja turun sekitar US$ 76 miliar atau Rp 1.059,44 triliun. Penurunan jumlah kekayaan itu dilihat dari indeks saham S&P 500 membukukan penurunan terburuk sejak 2011.

"US$ 182 miliar merupakan jumlah besar, meski persentase kepemilikan sahamnya pecahan. Pekan ini benar-benar terburuk," kata John Collins, Direktur Investasi Aspiriant, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Minggu (23/8/2015).

Pelemahan indeks saham pada perdagangan saham Jumat menempatkan kekayaan 400 orang terkaya ke zona merah. Kekayaan bersih 400 orang terkaya itu sekitar US$ 3,98 triliun.

Salah satu terburuk dialami investor terkaya dunia Warren Buffet. Kekayaannya turun US$ 3,6 miliar seiring saham Berkshire Hathaway Inc tergelincir lebih dari lima persen. Berdasarkan Bloomberg, orang terkaya ketiga di dunia ini memiliki kekayaan sekitar US$ 63,4 miliar.

Selain itu, harga minyak terus merosot, dan mencatatkan penurunan terpanjang sejak 1986 juga mempengaruhi miliarder yang memiliki bisnis energi. Harga minyak turun membuat kerugian sekitar US$ 15,2 miliar bagi miliarder yang bergerak di sektor energi. Chairman Continental Resources Inc Harold Hamm harus menghadapi kekayaannya susut 9 persen atau sekitar US$ 895 juta pada pekan ini.

Glencore Glasenberg

Tak hanya itu, Glasenberg CEO perusahaan tambang Glencore Plc juga kehilangan US$ 237 juta selama sepekan seiring harga komoditas merosot ke tingkat terendah dalam 13 tahun. Saham Glencore turun lebih dari 8 persen pada dua pekan lalu. Perseroan mencatatkan laba turun 56 persen pada semester I 2015. Kekayaan Glasenberg turun lebih 40 persen menjadi US$ 3,1 miliar pada 2015.

Bursa saham China termasuk bursa saham Hong Kong tertekan juga mempengaruhi total kekayaan 26 orang terkaya di China. Total kekayaan 26 orang di China susut US$ 18,8 miliar pada pekan ini. Pengusaha properti Wang Jianlin mencatatkan penurunan kekayaan terbesar mencapai US$ 3,5 miliar.

Indeks Bloomberg billionaire ini mengukur kekayaan orang terkaya di dunia berdasarkan pasar saham dan perubahan ekonomi.
Kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global telah menekan Indeks Dow Jones Industrial Average dan sejumlah indeks saham lainnya terpukul ke level terburuk sejak 2011.

Lebih dari US$ 3,3 triliun dana segar keluar dari pasar saham global setelah China dengan sengaja melemahkan (devaluasi) mata uangnya. Hal ini memacu gelombang aksi jual di pasar saham negara berkembang.

Indeks S&P 500 turun 3,2 persen, terbesar sejak November 2011, berada di bawah 2.000. Indeks turun lebih dari 7 persen. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun lebih dari 500 poin, atau merosot 10 persen dari rekor tertinggi pada Mei. (Ahm/Igw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya