Gandeng IMF, BI Selenggarakan Konferensi Keuangan Internasional

Konferensi akan dihadiri oleh pimpinan dan pejabat tinggi dari beberapa bank sentral negara anggota IMF.

oleh Arthur Gideon diperbarui 29 Agu 2015, 20:32 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2015, 20:32 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia (2)
Ilustrasi Bank Indonesia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) bersama dengan IMF akan menyelenggarakan konferensi internasional  "The Future of Asia’s Finance” dengan tema "Tantangan Ekonomi Global dan Implikasinya bagi Para Pembuat Kebijakan di Asia". Rencananya konferensi internasional tersebut akan diadakan pada tanggal 1-2 September 2015 di Jakarta.

Tema yang diambil dalam perhelatan internasional tersebut dipilih mengingat saat ini kawasan Asia sedang mengalami tantangan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah meningkatnya risiko gejolak di sektor keuangan global.

Melalui konferensi ini diharapkan dapat berkontribusi pada upaya peningkatan pembiayaan investasi infrastruktur sehingga dapat mendukung pelaksanaan program prioritas pembangunan Pemerintah Indonesia.

Konferensi ini akan dihadiri oleh pimpinan dan pejabat tinggi dari beberapa bank sentral negara anggota IMF. "Dan yang sudah memberikan konfirmasi kehadiran antara lain Bank Sentral Srilanka, Jepang, Laos, India, dan Kamboja, lembaga think thank, dan pelaku pasar keuangan," jelas Gubernur BI,Agus Martowardojo, dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/8/2015).

Joint seminar BI dengan IMF ini telah direncanakan sejak setahun yang lalu. Indonesia dipilih sebagai tuan rumah konferensi karena dianggap berhasil keluar dari krisis Asia 1998 dan dapat mempertahankan kinerja ekonominya di tengah ketidakpastian global.

Untuk diketahui, Indonesia memang sedang menghadapi tantangan perekonomian. Hingga semester I 2015, pertumbuhan ekonomi nasional sedang mengalami penurunan. 

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2015 sebesar 4,67 persen atau turun dari realisasi kuartal sebelumnya 4,72 persen. Hingga semester I, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,7 persen, turun dari periode yang sama tahun lalu sekitar 5,17 persen.

Level tersebut melambat karena dipicu lesunya perekonomian global, termasuk negara mitra dagang Indonesia dan pelemahan harga komoditas.

"Pertumbuhan ekonomi di kuartal II ini sebesar 4,67 persen dibanding periode sama 2014 (Year on year) dan 3,78 persen secara Q to q. Dengan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II 2015 atas dasar harga konstan Rp 2.293,3 triliun," kata Kepala BPS Suryamin‎.

Secara kumulatif, sambungnya, ekonomi Indonesia bertumbuh 4,7 persen pada semester I 2015 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. ‎"Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang semakin melambat sejak kuartal I 2011 yang terealisasi 6,48 persen," ucap dia.

Suryamin menjelaskan, penyebab utama pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat karena kondisi serupa yang dihadapi perekonomian global sepanjang periode April-Juni 2015. Hal ini, lanjutnya, sebagai dampak rendahnya harga berbagai komoditas di pasar internasional. Komoditas yang masih mencatatkan penurunan harga‎, yakni jagung, beras, kedelai, daging sapi, bijih timah, bijih besi, dan sebagainya. (Gdn/Ahm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya