Sejarah Rupiah: Dari ORI hingga Mata Uang Teraman di Dunia

Perjalanan panjang Rupiah, mata uang Indonesia, dari masa penjajahan hingga saat ini, mencerminkan dinamika politik dan ekonomi bangsa serta upaya menjaga stabilitas dan nilai tukar.

oleh Ilyas Istianur Praditya Diperbarui 25 Mar 2025, 15:00 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2025, 15:00 WIB
nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pegawai memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.616 per dolar AS pada Kamis (5/1) sore ini. Mata uang Garuda melemah 34 poin atau minus 0,22 persen dari perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Sejarah Rupiah, mata uang resmi Indonesia, adalah sebuah kisah panjang yang penuh dinamika, mencerminkan perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan ekonomi di tengah gejolak politik dan kondisi ekonomi yang menantang. Sebelum kemerdekaan, Nusantara menggunakan beragam mata uang lokal, kemudian digantikan oleh Gulden Belanda selama masa penjajahan.

Setelah kekalahan Jepang, muncul mata uang pendudukan Jepang. Proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 menandai kebutuhan mendesak akan mata uang sendiri.

Dikutip dari laman Kemenkeu, Selasa (25/3/2025), upaya mewujudkan mata uang nasional dimulai dengan peluncuran Oeang Republik Indonesia (ORI) pada 30 Oktober 1946. ORI, dengan berbagai seri dan nilai yang berbeda, menjadi simbol perlawanan ekonomi terhadap sisa-sisa kekuasaan kolonial.

Penerbitan ORI di tengah kondisi perang dan keterbatasan ekonomi menunjukkan tekad pemerintah untuk mengendalikan perekonomian.

Hari Oeang

Peringatan Hari Oeang setiap 30 Oktober pun menjadi pengingat akan peristiwa bersejarah ini. Namun, kompleksitas situasi politik dan ekonomi saat itu juga melahirkan variasi ORI di berbagai daerah, seperti Oeang Republik Indonesia Daerah (ORIDA).

Setelah pembubaran Republik Indonesia Serikat pada 17 Agustus 1950, Rupiah resmi ditetapkan sebagai satu-satunya mata uang negara kesatuan.

Proses transisi dari ORI ke Rupiah menandai babak baru dalam sejarah moneter Indonesia. Langkah penting lainnya adalah nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia (BI) pada 1 Juli 1953. BI, sebagai bank sentral, memegang tanggung jawab penuh atas penerbitan dan pengedaran Rupiah.

Sejak saat itu, BI mulai menerbitkan uang Rupiah kertas dengan desain yang menampilkan pahlawan nasional, budaya, dan kekayaan alam Indonesia, menjadikan Rupiah lebih dari sekadar alat tukar, melainkan juga simbol identitas dan kebanggaan nasional.

Promosi 1

Dari ORI Hingga Rupiah: Sebuah Transformasi

[Bintang] Good News Today: Buka Puasa Gratis, Uang Receh, Tiket Gratis
Ilustrasi penukaran uang receh. (via: istimewa)... Selengkapnya

Perjalanan Rupiah tidak selalu mulus. Undang-Undang No. 13 Tahun 1968 secara resmi menetapkan BI sebagai satu-satunya lembaga yang berwenang mengeluarkan Rupiah, menandai tonggak penting dalam upaya konsolidasi moneter.

Meskipun tanggal 2 November 1949 sering disebut sebagai tanggal peresmian Rupiah, proses menuju Rupiah sebagai mata uang tunggal dan stabil merupakan proses bertahap yang penuh tantangan. Berbagai kebijakan moneter diterapkan untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah fluktuasi ekonomi global.

Desain uang Rupiah pun mengalami evolusi seiring berjalannya waktu. Dari desain sederhana di masa awal hingga desain yang lebih modern dan aman saat ini, Rupiah terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi pencetakan uang.

Tokoh-tokoh nasional yang terpampang pada uang Rupiah juga mencerminkan sejarah dan perjuangan bangsa. Hal ini menunjukkan bagaimana Rupiah tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar, tetapi juga sebagai media edukasi dan penghormatan terhadap para pahlawan bangsa.

Perkembangan teknologi juga membawa perubahan dalam sistem pembayaran. Munculnya sistem pembayaran digital dan uang elektronik telah mengubah cara masyarakat bertransaksi.

Bank Indonesia terus beradaptasi dengan perkembangan ini untuk memastikan sistem keuangan tetap aman dan efisien. Integrasi teknologi keuangan (fintech) dalam sistem pembayaran Rupiah menjadi tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan akses keuangan bagi masyarakat luas.

Rupiah: Simbol Kedaulatan dan Identitas Nasional

Antusiasme Warga Serbu Lokasi Penukaran Uang Baru
Bank Indonesia juga membuka kuota 5 ribu pendaftar penukaran uang melalui aplikasi PINTAR. (Adek BERRY/AFP)... Selengkapnya

Rupiah bukan hanya sekadar alat tukar, tetapi juga simbol kedaulatan dan identitas nasional Indonesia. Setiap desain dan kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia mencerminkan upaya untuk menjaga stabilitas dan nilai tukar Rupiah di mata internasional.

Keberadaan Rupiah yang stabil sangat penting bagi perekonomian Indonesia, karena mempengaruhi daya beli masyarakat dan investasi asing.

Dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia telah menghadapi berbagai tantangan ekonomi, termasuk krisis moneter Asia tahun 1997-1998.

Namun, Rupiah berhasil melewati berbagai krisis tersebut dan tetap bertahan sebagai mata uang resmi Indonesia. Ketahanan Rupiah ini menunjukkan kekuatan ekonomi Indonesia dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan global.

Ke depan, tantangan bagi Rupiah adalah menjaga stabilitas nilai tukar di tengah ketidakpastian ekonomi global dan perkembangan teknologi keuangan. Bank Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan sistem pembayaran dan pengawasan untuk mencegah kejahatan keuangan. Dengan demikian, Rupiah diharapkan tetap menjadi simbol kedaulatan dan identitas nasional Indonesia yang kuat dan stabil.

Sejarah Rupiah mengajarkan kita betapa pentingnya menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan negara. Perjuangan panjang untuk mewujudkan Rupiah sebagai mata uang yang kuat dan stabil merupakan cerminan dari semangat dan tekad bangsa Indonesia untuk membangun negara yang mandiri dan sejahtera.

Dari ORI hingga Rupiah digital masa kini, perjalanan mata uang Indonesia ini merupakan bukti nyata dari dinamika sejarah dan perkembangan ekonomi bangsa. Sejarah ini menjadi pelajaran berharga bagi generasi mendatang untuk terus menjaga dan memperkuat nilai Rupiah sebagai simbol kedaulatan dan identitas nasional Indonesia.

Jadi Salah Satu Mata Uang Teraman di Dunia

Bank Indonesia Buka Layanan Penukaran Uang Rupiah Baru Periode III
Sementara, layanan penukaran uang baru periode III dari Bank Indonesia dapat dilakukan hingga Minggu 23 Maret 2025. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Indonesia kembali mencatat prestasi membanggakan di tingkat internasional. Uang kertas Rp50.000 Tahun Emisi (TE) 2022 berhasil meraih peringkat kedua sebagai mata uang paling aman di dunia, berdasarkan riset yang dilakukan oleh BestBrokers.

Keberhasilan ini menjadi bukti nyata inovasi dan dedikasi Indonesia dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan negara.

Mengutip unggahan di laman Instagram Peruri, Minggu (15/12/2024), dari 39 mata uang yang paling sering digunakan dalam transaksi global, uang kertas Rp50.000 TE 2022 dinilai memiliki 17 fitur keamanan canggih yang membuatnya sulit dipalsukan.

Fitur Keamanan yang Unggul"Prestasi membanggakan untuk Indonesia! Uang kertas Rp50.000 TE 2022 berhasil meraih peringkat ke-2 mata uang paling aman di dunia menurut riset BestBrokers. Dengan 17 fitur keamanan canggih, mata uang ini menjadi bukti inovasi dan dedikasi dalam menjaga kepercayaan masyarakat," tulis Peruri dalam unggahannya.

Beberapa fitur keamanan yang dimiliki uang kertas rupiah ini antara lain:

  • Watermark
  • Benang pengaman magnetik, yang terlihat jika disinari cahaya
  • Fitur taktil, untuk membantu penyandang tunanetra mengenali nilai uang
  • Hidden image
  • Cetakan mikro, yang hanya dapat dilihat dengan kaca pembesar

Keberhasilan ini tidak hanya mencerminkan kualitas fisik uang tersebut, tetapi juga menunjukkan komitmen Bank Indonesia dan Perum Peruri dalam melindungi perekonomian dari ancaman pemalsuan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya