Harga Kedelai Mahal, Produksi Tahu Tempe Merosot

Melonjaknya harga kedelai impor telah membuat produksi tahu dan tempe merosot tajam.

oleh Nefri Inge diperbarui 02 Sep 2015, 09:45 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2015, 09:45 WIB
Mengintip Perkampungan Tahu Tempe (4)
Home industry menggunakan alat sederhana dari mulai pencucian, menyaring hingga selesai.

Liputan6.com, Palembang - Melonjaknya harga kedelai impor telah membuat produksi tahu dan tempe di Palembang merosot tajam. Tak hanya volume produksi yang terpaksa ditekan, ukuran tahu tempe juga diperkecil

"Produksi sekarang menurun, dari biasanya produksi tahu tempe dengan bahan 100 kilogram kedelai dalam sehari, sekarang cuma 70 kilogram kedelai. Kita juga mengecilkan ukurannya untuk menekan biaya produksi,"  kata Purwoto, produsen tahu tempe di Jalan Sukabangun II, Kelurahan Sukajaya, Palembang saat ditemu Liputan6.com, Rabu (2/9/2015).

Saat ini harga beli kacang kedelai melonjak dari Rp 6.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 8000 per kg.

Begitupula dengan Waluyo, produsen tahu tempe di Jalan Macan Lindungan Kelurahan Bukit Baru Kecamatan Ilir Barat (IB) I Palembang. Dia terpaksa mengurangi jumlah produksi karena bahan baku yang mahal di pasaran.

"Harga kacang kedelai bisa seharga Rp 8.500 per kg. Kita terpaksa mengurangi jumlah produksi untuk menghindari rugi, modalnya juga besar. Saya harap pemerintah bisa mengendalikan harga kedelai,karena stoknya sekarang sedikit sulit," ujarnya.

Sekedar informasi, Pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang saat ini masih bergerak di 14.000 ternyata mulai menimbulkan keresahan bagi para pengusaha. Tak hanya pengusaha-pengusaha besar, para pengusaha kecil pun mulai terancam, seperti halnya pengusaha tahu tempe.

Ketua Himpunan Pengusaha Peribumi Indonesia (HIPPI) Sarman Simanjorang sebelumnya mengungkapkan, pengusaha tahu tempe mulai gelisah dikarenakan bahan baku mereka yang berupa kedelai mayoritas masih impor.

"Pengusaha tahu tempe mengeluh karena bahan baku mereka tergantung kedelai, ini merupakan pukulan," kata Sarman.

Pukulan tersebut dikarenakan, saat rupiah terus melemah terhadap dolar AS mengakibatkan harga kedelai semakin melonjak. Harga kedelai yang tinggi inilah yang secara langsung mempengaruhi tingkat produksi para pengusaha tahu dan tempe.(Nefri Inge/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya