Proyek Kereta Cepat Tak Tepat Dibangun Saat RI Dibayangi Krisis

Proyek kereta cepat dikhawatirkan dapat memperdalam kesenjangan infrastruktur angkutan antara Jawa dengan wilayah lain di Jawa.

oleh Septian Deny diperbarui 02 Sep 2015, 16:45 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2015, 16:45 WIB
20150813-Kereta-Cepat-Cina-Jakarta-Rini-Soemarno
Kereta Cepat Buatan Cina (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung banyak menimbulkan pro dan kontra. Ada pihak yang mendukung namun tak sedikit pula yang mengkritik proyek yang tengah diperebutkan oleh Jepang dan China tersebut.

Pengamat Ekonomi, Didik J Rachbini mengatakan pemerintah seharusnya fokus membenahi kondisi ekonomi ketimbang memikirkan pembangunan proyek tersebut.

"Proyek yang besar itu impor dari luar dari mana dapat dolarnya dari mana? Krisis malah foya-foya," ujar Didik di Kantor Indef, Jakarta, Rabu (2/9/2015).

Dia mengungkapkan, untuk menempuh perjalanan dari Jakarta ke Bandung atau sebaliknya, sudah banyak alternatif moda angkutan yang bisa digunakan oleh masyarakat. Terlebih infrastrukturnya antar kedua kota tersebut juga memadai sehingga proyek ini dinilai tidak mendesak.

"Biisa sambil bersantai-santai lewat puncak. Bisa juga lewat tol Cipularang. Terus ada juga bandara," kata dia.

Selain itu, proyek ini juga dikhawatirkan semakin memperdalam kesenjangan dalam hal ketersediaan infrastruktur angkutan antara Jawa dengan wilayah lain di Jawa. "Orang Sumatera marah besar. Masa hanya Jawa terus yang difokuskan," ujar dia.

Megaproyek kereta cepat alias Shinkansen rute Jakarta-Bandung tengah menjadi rebutan Jepang dan China. Kedua pejabat dari masing-masing negara itu pun sibuk lobi-lobi pemerintah Indonesia untuk dapat memenangkan persaingan membangun kereta api tersebut.

Seperti diketahui, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, sebelum rakor terakhir tim penilai, para pejabat Eselon I Kementerian terkait telah melakukan pembahasan terlebih dahulu dan kemudian dibawa ke rapat terakhir hari ini pukul 14.00 WIB.

‎Darmin mengakui, hasil rapat tim penilai tidak akan langsung disodorkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Rencananya, dia pernah menyampaikan, rekomendasi kereta cepat dari tim penilai akan diserahkan pada Kamis 3 September 2015. (Dny/Ahm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya