Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mewacanakan pembangunan gudang bermesin pendingin (cold storage) raksasa seperti yang ada di Timur Tengah. Gudang tersebut mempunyai ukuran tiga kali lapangan sepakbola dan merupakan yang terbesar di Timur Tengah.
Menteri Perdagangan (Mendag), Thomas Lembong mengaku, dirinya bersama Kepala Perum Bulog berkesempatan menyambangi gudang dengan mesin pendingin lengkap dan berkelas dunia di Dubai. Kunjungan ini atas perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Gudang ini sangat besar, luasnya ekuivalen tiga kali dari lapangan sepakbola. Tinggi sekali 2-3 tingkat. Kemungkinan ini gudang cold storage terbesar di Timur Tengah," kata dia saat Konferensi Pers Neraca Perdagangan Agustus di kantornya, Jakarta, Rabu (16/9/2015).
Di gudang tersebut, sambung dia, fasilitas mesin pendingin ini mempunyai suhu beragam. Ada yang suhunya seperti kulkas, freezer atau mesin pembeku untuk menyimpan bahan pangan, seperti sayur mayur, daging sapi, daging ayam dan sebagainya.
Dari hasil kunjungan tersebut, Lembong mengaku, terlintas ide untuk membangun fasilitas serupa di Indonesia. Gudang mesin pendingin ini, tambah dia, bisa digunakan untuk menyimpan bahan pangan hasil panen.
"Setelah panen, hasilnya masuk ke gudang ini dulu. Langkah ini bisa mengurangi volatilitas harga, menghindari kelangkaan kebutuhan pokok. Karena biasanya begitu panen, harga anjlok karena over suplai," tegasnya.
Bahan pangan yang tersimpan di gudang mesin pendingin, dijelaskan dia, akan dikeluarkan secara berkala sesuai kebutuhan dan permintaan. Perum Bulog pun dapat membangun cadangan strategis pangan sehingga tidak akan terjadi kekurangan stok apabila terjadi wabah atau kekeringan.
Lembong bilang, untuk membangun gudang mesin pendingin ini membutuhkan waktu puluhan tahun bisa 25 tahun-30 tahun, seperti di Dubai. Prosesnya juga bertahap tiga sampai empat tahapan.
"Nilai investasi tidak kecil sekira Rp 2-3 triliun. Tapi memang kalau mau mengerjakan ini jangan tanggung-tanggung. Bangun bagus sekalian dan manfaatnya bisa dirasakan puluhan tahun ke depan," tuturnya.
Dia mengusulkan, sebagai langkah awal atau pilot project, Indonesia diharapkan bisa membangun satu sampai dua gudang mesin pendingin. Jika sukses merealisasikannya, baru dilanjutkan dengan gudang-gudang berikutnya.
Terkait apakah gudang mesin pendingin di Indonesia akan mempunyai luas yang sama seperti di Dubai, Lembong mengaku belum menghitungnya. Yang jelas, pembangunan gudang mesin pendingin sangat terbuka bagi investasi pihak swasta.
"Kita harus rasional dan ekonomi saat membangun, bukan karena gengsi atau ego. Kita sesuaikan dengan kondisi yang ada. Tapi saya ingin membuka peluang swasta berinvestasi, misalnya dengan skema PPP. Sebesar 70-80 persen akan dikerjakan swastam dan bukan diambil semua oleh BUMN," tandas dia.
(Fik/Zul)