BUMN Ini Butuh US$ 100 Juta/Bulan untuk Impor Bahan Baku Pupuk

Meski begitu, perseroan menyatakan pelemahan rupiah terhadap dolar tidak berpengaruh pada hal ini.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Okt 2015, 13:12 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2015, 13:12 WIB
20151007-Pupuk
Pupuk (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - PT Petrokimia Gresik masih mengimpor bahan baku pupuk. Meski begitu, perseroan menyatakan pelemahan rupiah terhadap dolar tidak berpengaruh pada hal ini.

Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Hidayat Nyakman mengatakan, Petrokimia Gresik membutuhkan US$ 100 juta per bulan untuk mengimpor bahan baku pupuk, dengan melemahnya rupiah maka kebutuhan dolar mengalami peningkatan.

"Jadi kita butuh US$ 100 juta per bulan, kalau naik 100 poin sekian puluh miliar jadi penambahan," kata Hidayat, usai melakukan penandatangan perjanjian penangkutan gas bumi, di Kantor Pertagas, Jakarta, Rabu (7/10/2015).

Menurut Hidayat, meski harga bahan baku pupuk meningkat tetapi tidak mempengaruhi kinerja perusahaan. Pasalnya, mayoritas produksi pupuk Petrokimia Gresik disubsidi, sehingga akan diganti oleh negara.

"Di sisi lain produk kita subsidi biaya diganti pemerintah, tidak ada masalah Petrokimia, impor kita tidak tertunda baik supplier gas kita nggak ada masalah," ungkapnya.

Untuk pupuk non subsidi, Petrokimia Gresik melakukan kenaikan harga karena pelemahan rupiah. Namun untuk saat ini permintaan pupuk non subsidi mengalami penurunan karena penurunan harga komoditas.

"Untuk pupuk non subsidi kita naikan harga jualnya. Pesaing kita juga melakukan hal yang sama, cuma kemampuan petani menurun seperti kelapa sawit yang menggunakan pupuk tidak subsidi, juga menurun," papar Hidayat. (Pew/Zul)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya