Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda merasakan benjolan di area perut, selangkangan, atau paha? Atau mungkin merasakan nyeri tiba-tiba saat batuk atau mengangkat beban berat? Gejala-gejala ini bisa jadi pertanda turun berok, atau hernia, suatu kondisi di mana organ atau jaringan tubuh menonjol keluar melalui lubang atau area lemah pada otot atau jaringan sekitarnya.
Baca Juga
Advertisement
Turun berok dapat terjadi pada siapa saja, di berbagai usia dan jenis kelamin. Penyebabnya beragam, mulai dari faktor genetik hingga gaya hidup yang kurang sehat. Memahami ciri-ciri turun berok sangat penting untuk deteksi dini dan mencegah komplikasi serius. Penanganan yang tepat, baik melalui perubahan gaya hidup, pengobatan medis, atau pembedahan, akan sangat menentukan kesembuhan dan kualitas hidup penderitanya.
Informasi dalam artikel ini bertujuan untuk edukasi dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti konsultasi medis profesional. Jika Anda mengalami gejala yang mengarah pada turun berok, segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan rencana pengobatan yang tepat. Penundaan pengobatan dapat menyebabkan komplikasi serius.
Berikut penjelasan mengenai turun berok, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (13/3/2025).
Apa itu Turun Berok?
Turun berok, atau hernia, adalah kondisi medis di mana organ atau jaringan tubuh, seperti usus atau jaringan lemak, menonjol keluar melalui area lemah pada otot atau jaringan sekitarnya. Kondisi ini sering terjadi di area perut, selangkangan, atau paha, namun dapat juga terjadi di bagian tubuh lainnya.
Ukuran dan keparahan hernia bervariasi, dari benjolan kecil yang tidak menimbulkan gejala hingga benjolan besar yang menyakitkan dan memerlukan penanganan medis segera.
Advertisement
Jenis-jenis Turun Berok
Terdapat beberapa jenis hernia, di antaranya:
Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis adalah jenis hernia yang paling umum terjadi, terutama pada pria. Kondisi ini terjadi ketika sebagian usus atau jaringan lemak menekan keluar melalui kanal inguinalis di selangkangan.
Hernia ini dapat bersifat indirek, yang terjadi sejak lahir akibat celah alami yang tidak tertutup sempurna, atau direk, yang disebabkan oleh pelemahan otot dinding perut akibat faktor usia dan aktivitas berat. Penderita biasanya merasakan benjolan di selangkangan, yang membesar saat berdiri atau mengejan, serta nyeri yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Hernia hiatus
Hernia hiatus adalah jenis hernia yang terjadi ketika bagian atas lambung naik ke dalam rongga dada melalui celah pada diafragma. Kondisi ini menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan (GERD), sehingga penderitanya sering mengalami nyeri dada, sensasi terbakar di tenggorokan, dan kesulitan menelan. Faktor risiko utama untuk hernia ini adalah usia lanjut dan obesitas.
Hernia Umbilikalis
Hernia umbilikalis terjadi ketika bagian usus menonjol keluar melalui dinding otot di sekitar pusar. Kondisi ini lebih sering dialami oleh bayi yang lahir prematur karena otot perut mereka belum tertutup sempurna. Pada orang dewasa, hernia umbilikalis sering dialami oleh wanita yang pernah hamil atau orang dengan obesitas. Biasanya, hernia ini tidak menimbulkan nyeri yang parah, tetapi dapat menyebabkan ketidaknyamanan di sekitar pusar, terutama saat berdiri atau batuk.
Hernia insisional
Hernia insisional terjadi ketika usus atau jaringan dalam tubuh menonjol melalui bekas luka operasi yang belum sembuh sepenuhnya. Hal ini lebih sering terjadi jika bekas luka mengalami infeksi, penderita mengalami obesitas, atau sering melakukan aktivitas fisik yang memberi tekanan pada area tersebut. Gejalanya meliputi benjolan di sekitar bekas luka operasi dan rasa nyeri yang bertambah saat bergerak atau berdiri lama.
Hernia Epigastrik
Hernia epigastrik terjadi ketika jaringan lemak menonjol keluar melalui celah kecil di dinding perut bagian atas. Berbeda dengan hernia lain yang biasanya melibatkan usus, hernia epigastrik lebih sering melibatkan jaringan lemak. Penderitanya sering merasakan benjolan kecil di bagian tengah atas perut, yang bisa menimbulkan nyeri ringan, terutama setelah makan.
Hernia femoralis
Hernia femoralis terjadi ketika bagian usus menonjol keluar melalui kanal femoralis, yaitu jalur yang dilewati oleh pembuluh darah utama paha. Hernia ini lebih sering terjadi pada wanita, terutama setelah kehamilan berulang yang menyebabkan tekanan di daerah panggul. Gejalanya berupa benjolan di paha bagian atas, yang membesar saat berdiri dan sering menimbulkan rasa nyeri atau tidak nyaman.
Hernia Spigelian
Hernia spigelian adalah hernia yang terjadi di sisi perut, biasanya di bawah pusar. Ini disebabkan oleh kelemahan otot di area spigelian fascia, yang memungkinkan jaringan atau usus menonjol keluar. Berbeda dengan hernia lainnya, hernia spigelian sering tidak terlihat jelas karena berada di bawah lapisan otot yang lebih dalam. Gejalanya meliputi benjolan di sisi perut dan rasa nyeri yang bertambah saat berdiri atau mengejan.
Hernia Diafragma
Hernia diafragma terjadi ketika organ dalam perut, seperti lambung atau usus, masuk ke dalam rongga dada melalui celah abnormal pada diafragma. Kondisi ini dapat terjadi sejak lahir (bawaan) atau akibat cedera parah. Penderita sering mengalami sesak napas, gangguan pencernaan, serta nyeri dada akibat tekanan organ perut terhadap paru-paru dan jantung.
Penyebab Turun Berok
Beberapa faktor dapat menyebabkan turun berok, antara lain:
- Kelemahan otot bawaan sejak lahir.
- Peningkatan tekanan intra-abdominal akibat batuk kronis, sembelit, atau mengangkat beban berat.
- Cedera pada dinding perut.
- Operasi sebelumnya di area perut.
- Kegemukan atau obesitas.
- Kehamilan.
Advertisement
Ciri-ciri Turun Berok
Gejala turun berok bervariasi tergantung jenis dan keparahannya. Beberapa ciri-ciri umum meliputi:
- Munculnya benjolan di area perut, selangkangan, atau paha.
- Nyeri atau rasa tidak nyaman di area benjolan, yang bisa memburuk saat batuk, bersin, atau mengangkat beban berat.
- Sensasi terbakar atau tertekan di area benjolan.
- Rasa penuh atau berat di perut.
- Mual dan muntah (jika hernia menyebabkan penyumbatan usus).
- Pembengkakan dan peradangan di sekitar benjolan.
- Sulit buang air besar (sembelit).
- Nyeri dada (pada hernia diafragma).
- Sulit menelan (disfagia) (pada hernia diafragma).
- Heartburn (pada hernia hiatal).
Pengobatan Turun Berok
Pengobatan turun berok bergantung pada jenis, ukuran, dan keparahan hernia, serta gejala yang dialami. Pilihan pengobatan meliputi:
- Perubahan Gaya Hidup: Menjaga berat badan ideal, menghindari mengangkat beban berat, dan olahraga teratur.
- Penyangga (Truss): Alat penyangga untuk menahan organ yang menonjol, bukan pengobatan permanen.
- Obat-obatan: Antasida, penghambat reseptor H2, dan penghambat pompa proton untuk meredakan gejala seperti heartburn.
- Pembedahan: Satu-satunya cara untuk memperbaiki hernia secara permanen, dapat dilakukan secara terbuka atau laparoskopi.
Advertisement
Pola Makan untuk Penderita Turun Berok
Pola makan yang sehat sangat penting, terutama untuk mencegah sembelit yang dapat memperburuk gejala. Konsumsi makanan tinggi serat seperti buah, sayur, dan biji-bijian.
Hindari makanan yang memicu refluks asam lambung seperti makanan pedas dan berlemak. Minum cukup air putih untuk membantu pencernaan. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk rencana diet yang tepat.
