Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Prefektur Okoyama, Ryuta Ibaragi, mengatakan, kalau minat investasi perusahaan Jepang ke Indonesia sangat besar. Akan tetapi, pihaknya memberikan salah satu catatan untuk investasi di Indonesia, yaitu soal sistem upah.
Ibaragi menyampaikan hal itu saat bertemu dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani pada Jumat 9 Oktober 2015. Dalam kunjungannya kali ini, Ryuta banyak berbincang dengan Franky terutama minatnya untuk menanamkan modal di Indonesia.
Ibaragi menyampaikan minat salah satu investasi tersebut berasal industri komponen yang selama ini memasok produsen mobil Mitsubishi. Mereka ingin mendirikan pabrik komponen di Indonesia. Minat perusahaan dari Prefektur Okoyama tersebut menambah daftar panjang minat investasi dari negeri Sakura.
Advertisement
"Saat ini ada 422 perusahaan di wilayah Prefektur Okoyama yang investasi ke luar Jepang. Di Indonesia sendiri ada beberapa perusahaan-perusahaan besar yang melakukan investasi di Indonesia," ujar Ibaragi di kantor BKPM dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/10/2015).
Lebih lanjut, Ibaragi menyampaikan, minat investasi perusahaan Jepang ke Indonesia sangat besar. Hanya saja Ibaragi juga menyampaikan beberapa catatan dari investor Prefektur Okoyama tentang iklim investasi di Indonesia.
Catatan itu antara lain persoalan pengupahan tidak dapat diprediksi. Ibaragi juga menyampaikan dari beberapa hari kunjungannya dia melihat masyarakat Indonesia sangat terbuka terhadap perusahaan-perusahaan Jepang.
"Untuk MRT, kami menyampaikan terima kasih atas kepercayaan pemerintah Indonesia pada perusahaan Jepang. Tentu kepercayaan tersebut tidak akan disia-siakan dan akan dijaga sebaik mungkin," kata Ibaragi.
Salah satu contoh sukses perusahaan Okoyama yang menanamkan modal di Indonesia adalah Marugo, perusahaan industri komponen yang melakukan perluasan dan ekspansi. Ibaragi dalam kunjungannya ke Indonesia juga menyempatkan bertemu dengan perusahaan Marugo.
Kepala BKPM Franky Sibarani menambahkan, perusahaan-perusahaan Jepang merupakan prioritas bagi BKPM untuk difasilitasi. Investasi Jepang yang ada di Indonesia merupakan salah satu komponen utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Kami siap mengawal investasi dari Jepang. Dengan adanya Marketing Officer Jepang serta kantor perwakilan BKPM di Tokyo, idealnya dapat dimanfaatkan oleh pengusaha-pengusaha Okoyama," lanjut Franky.
Franky menambahkan bahwa pihaknya berencana untuk melakukan promosi investasi di Okoyama pada awal tahun depan untuk menangkap minat investasi perusahaan-perusahaan Jepang tersebut.
“Salah satu investor besar adalah Sumitomo, kami berencana akan mengundang beberapa perusahaan yang telah menanamkan modalnya di Indonesia untuk berbagi cerita sukses dengan kolega mereka di Jepang,” pungkas Franky. (Yas/Ahm)*