Wapres Ungkap Tantangan Sektor Pangan

Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta kepada Badan Pusat Statistuk (BPS) untuk menghitung secara cermat kebutuhan pangan masyarakat.

oleh Achmad Dwi AfriyadiSilvanus Alvin diperbarui 17 Okt 2015, 20:57 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2015, 20:57 WIB
Memperingati Hari Pangan Sedunia, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengikuti demo penanaman benih di persawahan Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Memperingati Hari Pangan Sedunia, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengikuti demo penanaman benih di persawahan Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan Indonesia akan menghadapi tantangan berat ke depan soal pangan sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah maka lahan pertanian pun akan terus berkurang.

"Penduduk kita 250 juta jiwa. Dalam 10 tahun hingga 15 tahun ke depan akan menjadi 300 juta jiwa. Tantangannya pada saat itu, sawah akan berkurang. Kenapa sawah berkurang? Karena penduduk butuh tempat tinggal," ujarnya di Sumatera Selatan, Sabtu (17/10/2015).

Sejalan dengan itu dia mengatakan pasokan air terus berkurang. Padahal, kawasan hutan sebagai tempat penyedia air juga terus berkurang. Oleh sebab itu, JK menegaskan perlunya pengembangan teknologi untuk mengatasi permasalan pangan tersebut.

"Di sinilah perlu teknologi. Kita punya banyak tantangan. Penduduk bertambah, sawah berkurang. Teknologi, peralatan, bibit, pengairan yang baik itulah yang bisa mengatasinya," paparnya.

JK juga meminta kepada Badan Pusat Statistuk (BPS) untuk menghitung secara cermat kebutuhan pangan masyarakat. Hal tersebut untuk mendukung pencapaian swasembada beras.

"BPS harus hitung cermat karena berbahaya kalau tidak cermat. Salah orang tidak kasih makan kalau tidak cermat. Kita masih kurang. Kita bertekad untuk swasembada. Harus itu. 4 kuncinya pengairan, peralatan, teknologi, dan penyuluh yang baik," tandas dia.


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya