Mendag Kaji Impor Pangan untuk Tekan Inflasi

Mendag, Thomas Lembong menilai bila menutup keran impor maka dapat membuat harga pangan melonjak.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 14 Agu 2015, 20:15 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2015, 20:15 WIB
20150812-Jokowi Pecat Sekaligus Lantik Menteri Baru-Jakarta
Thomas Trikasih Lembong berbincang usai pelantikan dirinya sebagai Menteri Perdagangan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Presiden Jokowi me-reshuffle sejumlah menteri Kabinet Kerja sekaligus melantik menteri baru. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menargetkan inflasi 4,7 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 dari target APBN-P 2015 di kisaran 5 persen.

Menteri Perdagangan (Mendag), Thomas Lembong mengatakan untuk mengontrol inflasi tak menutup kemungkinan buka keran impor, khususnya untuk pangan. "Tidak drastis rasanya perlu keran impor supaya inflasi terbantu," kata dia di Jakarta, Jumat (14/8/2015).

Dia menerangkan, impor pangan tak mengambil porsi besar dari total impor. Namun begitu, inflasi yang disebabkan oleh pangan mengambil porsi besar. "Kalau buka keran impor neraca perdagangan OK, dampak positif inflasi turun mungkin besar," tutur Thomas.

Namun begitu, pihaknya menyadari swasembada pangan merupakan prioritas utama pemerintah. Karena itu, dia bilang tetap mengupayakan swasembada di sisi lain mencari solusi untuk menekan inflasi.

"Ini semua butuh waktu dan proses, bagaimana mengimbangi swasembada. Kalau tutup keran impor drastis, pangan melonjak dan berdampak inflasi," kata Thomas.

Karena itu, pihaknya akan mengoptimalkan berkoordinasi dengan kementerian-kementerian terkait. "Mohon kasih kami waktu, terutama saya mengutamakan kemitraan baik, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kelautan karena semua pangan, ekpor impor. Jadi satu hanya mau mengimbangi supaya upaya swasembada tidak terlalu drastis," tandas dia. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya