Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia jatuh sekitar empat persen pada perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) setelah harga bensin melemah ditambah perlambatan ekonomi China.
Selain itu, Iran akan kembali masuk ke pasar setelah ada kesepakatan soal nuklir memberikan kekhawatiran banjir pasokan minyak sehingga menekan harga minyak.Pelaku pasar juga menilai, penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan bursa saham AS menguat juga menambah sentimen untuk harga minyak.
Baca Juga
Harga minyak acuan Brent turun US$ 1,85 atau 3,7 persen ke level US$ 48,61 per barel. Harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS) melemah US$ 1,37 atau tiga persen menjadi US$ 45,89.
Advertisement
Sedangkan harga bensin melemah lima persen seiring kekhawatiran pemanfaatan kilang minyak AS dapat menaikkan penurunan pekerjaan perawatan kilang. Selain itu, salah satu kilang minyak di AS juga ditutup setelah alami kerusakan trafo.
"Produk bahan bakar minyak kelihatannya tertekan seiring pelaku pasar fokus terhadap perawatan kilang telah mencapai puncaknya, dan persediaan membangun dari sini, " ujar Pete Donovan, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (20/10/2015).
Cadangan minyak AS diperkirakan naik 3,7 juta barel pada pekan lalu. Kenaikan ini menjadi kenaikan mingguan keempat berturut-turut. Hal itu berdasarkan survei analis yang dilakukan Reuters.Sentimen tambahan lainnya yang mempengaruhi harga minyak terutama juga berasal dari China.
Ekonomi China hanya tumbuh 6,9 persen pada kuartal III 2015, dan terendah dalam enam tahun. Permintaan minyak dari China pun merosot pada September.
Selain itu, kesepakatan nuklir Iran juga mendorong Iran akan segera masuk ke pasar. Diharapkan produksi minyak Iran mencapai 500 ribu barel per hari, bila sanksi terhadap Iran dicabut. (Ahm/Igw)