Ini yang Bikin Rizal Ramli Geram ke RJ Lino

Hubungan antara Menko Maritim Rizal Ramli dan Dirut Pelindo II RJ Lino kian memanas.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 20 Okt 2015, 21:05 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2015, 21:05 WIB
20150723-Rizal Ramli
Rizal Ramli (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kisruh antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli Direktur Utama PT Pelindo II (Persero), RJ Lino semakin memanas. Rizal menyindir Lino karena heboh memasang iklan miliaran rupiah di media paska pembongkaran beton di Pelabuhan Tanjung Priok.

"Memang iklannya luar biasa, bahkan sampai menyewa konsultan PR yang sangat mahal. Seolah-olah ini pengeluaran pribadi, ini uang negara jangan seenaknya menggunakan uang negara," tegas dia usai menghadiri Forum Rembug Nasional, Jakarta, Selasa (20/10/2015).

Kekesalan Rizal memuncak oleh ulah Lino yang dituding menjadi penyebab pencopotan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim), Budi Waseso terkait kasus korupsi pengadaan crane oleh Pelindo II.

"(Lino) sudah sok kuasa, berhasil menggusur Kabareskrim Budi Waseso. Saya akui Lino awalnya lumayan, tapi belakangan makin ngaco. Menganggap uang perusahaan sudah seperti milik pribadi. Ini sudah waktunya distop," ujar Mantan Menko Bidang Perekonomian itu.

Lebih jauh Rizal menjelaskan, dirinya senang karena Panitia Khusus (Pansus) DPR Pelindo II sudah mulai bekerja memanggil sejumlah pihak untuk rapat dengar pendapat maupun rapat kerja. Pelindo II memang membeton rel kereta api sehingga pelabuhan tidak bisa dimasuki kereta, sementara Rizal Ramli membongkarnya belum lama ini.

"Yang bersangkutan (Lino) tidak ngerti bedanya manfaat keuntungan perusahaan dan ekonomi. Bisa jadi untung Pelindo naik, tidak aneg karena volume perdagangannya naik. Tapi belum tentu menguntungkan ekonomi dengan cara menutup jalan kereta api. Bilang dengan berbagai alasan kereta api tidak bagus, padahal beking trucking sistem," terangnya.

Hasilnya, kata dia, terjadi kemacetan saat di pelabuhan Tanjung Priok dan waktu bongkar muat kapal atau dwelling time yang merugikan negara. Tak heran bila aturan di pelabuhan kacau balau, sehingga ongkos logistik sangat mahal atau jauh bila dibandingkan Singapura.

"Padahal di seluruh dunia, Pelabuhan San Fransisco, dan lainnya ada jalur kereta api ke pelabuhan. Itu akan mempercepat kemacetan di Tanjung Priok," ucapnya.

Rizal pun makin geram karena Lino menolak kenaikan tarif parkir bagi kontainer yang menginap berhari-hari bahkan berbulan-bulan di Pelabuhan.

"Kita minta naikkan tarif dari Rp 27 ribu per hari supaya kontainer lama di bawa keluar. Tapi yang bersangkutan menolak. Jika tarif pinalti naik, itu kontainer bakal di bawa keluar semua. Saya kira jangan terlalu jumawa lah jadi orang, ini Republik Indonesia," tandasnya. (Fik/Ndw)

 
 
 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya