Puasa tapi Tak Mendapatkan Apa-Apa Kecuali Lapar dan Haus, UAH Ungkap Penyebabnya

Jika seseorang tetap melakukan ghibah saat berpuasa, maka ia hanya akan mendapatkan rasa lapar dan dahaga tanpa pahala yang sempurna

oleh Liputan6.com Diperbarui 20 Mar 2025, 00:30 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2025, 00:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat alias UAH
Ustadz Adi Hidayat alias UAH. (YouTube Adi Hidayat Official)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Puasa di bulan Ramadhan bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala perbuatan yang bisa merusak pahala. Salah satu yang sering diabaikan adalah ghibah atau menggunjing orang lain.

Ulama muda ahli Al-Qur'an Ustadz Adi Hidayat (UAH) menegaskan bahwa ghibah adalah salah satu perbuatan yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa. Meskipun seseorang berpuasa seharian, jika masih suka menggunjing, maka puasanya bisa menjadi sia-sia.

"Nabi itu pernah bersabda, ada orang yang puasa, tapi dia tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan haus. Kenapa? Karena akhlaknya rusak, lisannya tidak dijaga, tangannya berbuat yang tidak baik," ujar UAH.

Ghibah termasuk dalam kategori mufsidat, yaitu hal-hal yang bisa merusak pahala puasa meskipun tidak membatalkannya secara langsung. Sayangnya, banyak orang lebih fokus pada hal-hal yang membatalkan puasa secara fisik, tetapi abai terhadap yang merusak nilai ibadahnya.

"Ini bahaya nih, puasa itu bukan cuma menahan lapar dan haus, tapi juga menjaga akhlak. Jangan sampai kita puasanya batal secara maknawi," kata UAH dalam tayangan video di kanal YouTube @suasvideos.

Ghibah didefinisikan sebagai membicarakan keburukan orang lain di belakangnya, meskipun yang dikatakan itu benar. Jika yang dibicarakan tidak benar, maka sudah masuk ke dalam fitnah, yang dosanya lebih besar lagi.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Tetap Mau Ghibah? Dapatnya Cuma Ini

1. Membicarakan Orang Lain
Membicarakan orang lain atau ghibah merupakan perilaku yang bisa mengurangi pahala puasa (Sumber foto: projectinspired.com)... Selengkapnya

Perbuatan ini sering dilakukan tanpa disadari, baik dalam obrolan santai, di media sosial, atau bahkan dalam forum yang terlihat sepele. Padahal, dampaknya sangat besar terhadap amal ibadah.

"Kalau makan minum, itu jelas batal puasanya. Tapi kalau ghibah, mencela, ini yang tidak disadari. Ini yang merusak dan mengurangi pahala puasa," lanjut UAH.

Dalam Al-Qur'an, ghibah diibaratkan seperti memakan daging saudara sendiri yang sudah mati. Perumpamaan ini menunjukkan betapa kejinya perbuatan tersebut dalam pandangan Islam.

Sebagai orang yang berpuasa, seharusnya seseorang lebih berhati-hati dalam berbicara dan bersikap. Menjaga lisan adalah bagian dari ibadah, terutama di bulan yang penuh berkah ini.

Puasa bukan hanya soal fisik, tetapi juga latihan spiritual untuk menahan hawa nafsu, termasuk nafsu berbicara yang tidak bermanfaat. Orang yang sukses dalam puasanya adalah mereka yang mampu mengendalikan dirinya secara utuh.

Jika seseorang tetap melakukan ghibah saat berpuasa, maka ia hanya akan mendapatkan rasa lapar dan dahaga tanpa pahala yang sempurna. Ini tentu menjadi kerugian besar bagi siapa pun yang menjalankan ibadah ini.

Selain ghibah, kebiasaan buruk lain seperti mencela, menghina, dan berkata kasar juga harus dihindari. Semua itu bisa mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa seseorang.

Jika Ada yang Mengajak, Jawab Seperti Ini

bagaimana cara menghindari ghibah
Bagaimana cara menghindari ghibah ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Dalam sebuah hadis, Rasulullah mengajarkan bahwa jika ada orang yang mengajak bertengkar saat kita berpuasa, maka kita cukup mengatakan, "Aku sedang berpuasa." Ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga lisan dan emosi.

Orang yang benar-benar memahami makna puasa tidak akan membiarkan dirinya terjebak dalam hal-hal yang sia-sia. Mereka akan berusaha menjaga ibadahnya dengan sebaik mungkin.

Ramadhan seharusnya menjadi momen untuk memperbaiki diri, bukan sekadar menahan lapar dan haus tanpa ada perubahan akhlak yang lebih baik.

Bagi yang masih sulit menahan ghibah, ada baiknya menghindari lingkungan atau percakapan yang berpotensi menyeret ke dalam perbuatan tersebut. Diam lebih baik daripada berbicara tetapi merugikan diri sendiri.

Mengisi waktu dengan membaca Al-Qur'an, berdzikir, atau melakukan amal baik lainnya bisa menjadi cara untuk menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat.

Sebagai bentuk muhasabah, setiap muslim sebaiknya selalu mengingat bahwa setiap kata yang keluar dari lisan akan dimintai pertanggungjawaban kelak.

Jika ingin puasanya sempurna, maka harus dijaga dari hal-hal yang bisa mengurangi pahalanya. Jangan sampai lelah menahan lapar dan haus, tetapi tidak mendapatkan pahala karena lisan yang tidak terjaga.

Dengan memahami bahaya ghibah dan dampaknya terhadap puasa, semoga umat Islam bisa menjalankan ibadah ini dengan lebih baik dan mendapatkan keberkahan yang maksimal.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya