Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan mencapai 5,3 persen, lebih tinggi dari target pertumbuhan di 2015 yang sebesar 5 persen. Target 5,3 tersebut tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Namun, target ini dinilai sulit tercapai.
Pengamat Ekonomi, Firmanzah mengaku pesimistis target pertumbuhan 5,3 persen tersebut bisa dicapai. Pasalnya, pada tahun depan ekonomi Indonesia masih harus diharapkan pada beragam tantangan seperti konsumsi domestik dan kondisi ekonomi global.
Baca Juga
"Memang terlalui dini untuk prediksi 2016, tapi (akan sulit dicapai) kalau tidak ada effort (usaha) yang luar biasa dari pemerintah untuk mendorong sisi konsumsi. Juga ekonomi global masih tidak pasti dan the Fed akan menaikan suku bunga," ujarnya di Jakarta, Rabu (2/12/2015).
Advertisement
Menurut dia, jika pada tahun depan pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan yang berdampak pada daya beli masyarakat, maka pertumbuhan ekonomi 2016 hanya diperkirakan tidak akan mencapai target.
"Ekonomi kita mungkin hanya bisa tumbuh di 4,9 persen-5,1 persen. Itu memang lebih baik dari 2015 tetapi untuk sampai 5,3 persen cukup besar. Kecuali ada usaha yang luar biasa untuk pulihkan konsumsi domestik," kata dia.
Sementara pada tahun ini, Firmanzah memperkirakan ekonomi Indonesia hanya tumbuh maksimal 4,85 persen. Hal ini mengingat pertumbuhan ekonomi pada kuartal I dan kuartal II jauh di bawah ekspektasi. Sedangkan pada kuartal III dan kuartal IV diyakini tidak akan mampu mengkompensasi pertumbuhan pada dua kuartal awal tahun ini.
"Menurut saya (pertumbuhan ekonomi 2015) 4,75 persen-4,85 persen, itu yang realistis. Karena sampai kuartal III sebesar 4,7 persen. Meski pada kuartal IV saya rasa lebih baik dari kuartal III tapi tapi tidak bisa mengkompensasi pertumbuhan di kuartal I dan kuartal II," tandasnya.Â