Liputan6.com, Jakarta - Indonesia butuh dana Rp 600 triliun untuk memenuhi kebutuhan minyak nasional yang meningkat empat kali lipat pada 2025.
Direktur Utama Pertmina Dwi Soetjipto mengatakan, saat ini kebutuhan minyak mentah Indonesia untuk diolah mencapai 584,32 ribu barel per hari (bph), kemudian akan meningkat menjadi 1,9 juta bph ‎pada 10 tahun mendatang.
"Butuh tambahan hampir empat kali lipat dari sekarang," kata Dwi di Jakarta, Kamis (17/12/2015).
Baca Juga
Untuk memenuhi kebutuhan itu, Dwi memperkirakan setidaknya harus ada investasi Rp 50‎ hingga Rp 60 triliun per tahun, sehingga sampai 2025 total investasi mencapai Rp 600 triliun.
"Sehing per tahun harus investasi US$ 4 miliar per tahun. Itu berarti Rp 50 triliun- Rp 60 triliun. Untuk target ke depan, investasi di hulu saja butuh Rp 600 triliun," papar Dwi.
Dwi menuturkan, saat ini produksi minyak mentah Pertamina sekitar 300 ribu bph, sedangkan minyak mentah dari dalam negeri yang diserap Pertamina dari produksi perusahaan migas lain 400 ribu bph, sehingga untuk memenuhi kebutuhan sebagian masih berasal dari impor.
"Jadi kita masih impor minyak mentah sekitar 50 persen. Permintaan kita lumayan besar," tutup Dwi. (Pew/Ndw)
Advertisement