Pasokan Listrik Surplus, PLN Jamin Tak Ada Gangguan

PT PLN (Persero) menjamin pasokan listrik pada malam tahun baru aman.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 31 Des 2015, 19:40 WIB
Diterbitkan 31 Des 2015, 19:40 WIB
2016, Krisis Listrik Ancam Jawa-Bali
Kelima pembangkit tersebut yaitu PLTU Sumsel 8 2x600 MW, PLTU Sumsel 9 2x600 MW, PLTU Sumsel 10 1x600 MW, PLTU Batang 2x1.000 MW, dan PLTU Indramayu 1x1.000 MW. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menjamin pasokan listrik pada malam tahun baru aman. BUMN ini bakal menjaga pasokan sehingga tak ada gangguan listrik pada malam pergantian tahun ini.

Manajer Senior Public Relation PLN, Agung Murdifi, mengatakan, untuk sistem kelistrikan Jakarta Raya dan Tangerang, saat ini dipasok dari 11 sumber yang terdiri dari tiga pembangkit yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tanjung Priok dan PLTGU Muara Karang.

"Ditambah dengan 8 Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500/ 150 kilo Volt (kV) yang meliputi GITET Cibinong, Bekasi, Cawang, Depok, Gandul dan Balaraja," kata Agung, di Jakarta, Kamis (31/12/2015).

 


Dikatakan Agung, sistem kelistrikan Jakarta masuk dalam sistem kelistrikan interkoneksi Jawa Madura Bali (Jamali), yang artinya pasokan listrik saling terhubung dan saling mem-back up jika terjadi gangguan.

Agung juga menyebutkan, di Bali, menjelang malam pergantian tahun, kondisi kelistrikan saat ini mengalami surplus hingga 40 persen dari beban puncak sebesar 806 MW, adanya tambahan pasokan ini berasal dari operasinya PLTU Celukan Bawang, di samping kontribusi dari jaringan kabel di bawah laut Jawa– Bali, serta pasokan PLTD di Denpasar.

Sistem piket siaga dan penjagaan khusus selama malam pergantian tahun juga diberlakukan untuk seluruh unit PLN yang tersebar di seluruh Nusantara. Tidak hanya itu, PLN juga bersinergi dengan aparat keamanan terkait dengan penjagaan instalasi, serta memberikan laporan rutin tiga kali sehari selama periode siaga berlangsung.

"Meski relatif aman, namun penjagaan khusus dan piket terus kami berlakukan untuk mengantisipasi ganguan tidak terencana, seperti bencana alam," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Agung juga mengatakan, khusus untuk wilayah Jakarta Raya dan Tangerang, sepanjang 2015 ini beban listrik tertinggi mencapai angka 7.293 Mega Watt (MW) di pertengahan tahun. Namun untuk bulan November dan Desember, beban pemakaian listrik di Jakarta tercatat stabil di kisaran 4.000 MW sampai 6.800 MW.

"Sedangkan pada puncak perayaan pergantian tahun konsumsi daya listrik Jakarta Raya dan Tangerang mencapai 3.721 MW, sementara pada 1 Januari 2016, diperkirakan beban puncak mencapai 3.294 MW," kata Agung, di Jakarta, Kamis (31/12/2015).

Menurut Agung, banyaknya hari libur nasional di akhir tahun seperti Maulid Nabi, Natal dan tahun Baru membuat pemakaian listrik di Jakarta Raya dan Tangerang menurun, hal ini disebabkan banyaknya industri dan perkantoran yang tidak beroperasi di akhir tahun.

"Selain itu adanya musim libur panjang juga mengurangi jumlah konsumsi daya listrik oleh para pelanggan yang kebanyakan menghabiskan waktu di luar kota," tutur Agung.

Tercatat beban tertinggi pada sistem kelistrikan interkoneksi Jawa Bali, pada tahun 2014 tertinggi 23.900 MW terjadi pada tanggal 21 Oktober 2014 dan tahun 2015 tertinggi 24.258 MW terjadi pada tanggal 5 November 2015.

"Kenaikan beban Jawa Bali tahun ini relatif kecil, hanya mengalami kenaikan 358 MW dari tahun lalu. Biasanya, beberapa tahun sebelumnya kenaikan beban Jawa Madura Bali per tahun sekitar 700 MW bahkan pernah sampai 1000 MW," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya