China Siap Investasi Rp 29,1 Triliun di Sektor Energi Terbarukan

China menyatakan rencana investasinya saat Kepala BKPM Franky Sibarani menggelar kunjungan kerja ke negara Tirai Bambu tersebut.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 17 Jan 2016, 17:02 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2016, 17:02 WIB
20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengantongi minat investasi sebesar US$ 2,16 miliar yang setara Rp 29,1 triliun (kurs 13.500 per dolar AS) dari China.

China menyatakan rencana investasinya saat Kepala BKPM Franky Sibarani menggelar kunjungan kerja ke negara Tirai Bambu tersebut.

Adapun rencana investasi US$ 2,16 miliar berasal dari 4 perusahan antara lain, pengolahan batu bara menjadi methanol dengan rencana investasi US$ 1,5 miliar, fasilitas pengolahan sampah menjadi energi sebesar US$ 150 juta, dan dua perusahaan produksi panel solar dengan nilai masing-masing US$ 150 juta dan US$ 360 juta.

"Mereka sudah melakukan komunikasi dengan mitra lokal Indonesia, kami akan mendorong minat investasi tersebut agar segera direalisasikan," ujar Franky di Jakarta, Minggu (17/1/2016).

Dia mengatakan, BKPM melalui kantor pemasaran akan melakukan komunikasi yang intens supaya investor memanfaatkan layanan 3 jam.

"Dari nilai minat investasi yang disampaikan, mereka dapat memanfaatkan layanan izin investasi 3 jam sehingga dapat segera mulai melakukan proses konstruksi," kata dia.

Franky menerangkan, bagi investor yang memenuhi kriteria berpeluang mendapat insentif, seperti perusahaan Cina yang bergerak di bidang pengolahan batu bara menjadi methanol. Perusahaan berpotensi mendapatkan tax holiday mengingat sebagai industri pionir dan strategis.

Dia mengaku investor pengolahan batu bara menjadi methanol itu telah berkomunikasi dengan mitra lokal dengan nilai US$ 1,5 miliar dengan rencana produksi 1,1 juta ton methanol per tahun.

"Produk methanol yang mereka hasilkan akan dibeli PT Pertamina (sebagai off-taker), dan rencananya fase konstruksi tahap pertama dimulai pada kuartal ke-3 tahun 2016," tuturnya.

Lalu, investor yang berminat membangun produksi panel solar akan membuat pilot project dahulu sebelum membangun fasilitas untuk produksi komersial.

“Selanjutnya dalam waktu dekat, mengingat saat ini masih minimnya industri pembuatan komponen solar panel  di Indonesia, maka BKPM akan menyampaikan kepada Bapak Presiden untuk mendorong pembangunan industri komponen solar panel tersebut di Indonesia,” tukas dia.(Amd/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya