Pemerintah Masih Hitung Revisi Penerimaan Pajak di APBN 2016

Penerimana pajak ditargetkan sekitar Rp 1.546,7 triliun dalam APBN 2016.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 04 Feb 2016, 18:09 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2016, 18:09 WIB
Ilustrasi Pajak (2)
Ilustrasi Pajak (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan merevisi target penerimaan pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016, akibat harga minyak dunia merosot hingga mencapai US$ 30 per barel.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pihaknya masih dalam tahap penghitungan terkait angka revisi tersebut.

"Masih sedang dipelajari karena memang masih ada yang bergerak angkanya. Seperti, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) itu belum fix (pasti) sehingga ya masih, berapa harganya? US$ 30,35,40 per barel, masih bergerak. Karena masih bergerak, maka ya masih terus dicoba dipelajari," ujar Darmin, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (4/2/2016).

Hal sama juga disampaikan oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Ia menuturkan belum ada angka pasti terhadap revisi tersebut. "Nanti, masih dihitung," tutur Bambang.

Target penerimaan negara yang tinggi pada 2015 sebesar Rp1.761,5 triliun membuat realisasi yang dilaporkan pada 22 Januari hanya mencapai Rp 1.504,5 triliun atau 85,4 persen.

Perpajakan yang sebagai penyumbang utama penerimaan negara pun tertekan. Dari target penerimaan perpajakan dari PPh Migas, Pajak Non Migas serta Bea Cukai pada APBN-P 2015 sebesar Rp1.489,3 triliun, pemerintah hanya mampu mengumpulkan sebanyak Rp1.240,4 triliun atau 83,3 persen.

Untuk postur APBN-2016, pemerintah menargetkan penerimaan pajak mencapai Rp 1.546,7 triliun dan penerimaan negara bukan pajak mencapai Rp 273,8 triliun.(Silvanus A/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya