Pelemahan Yuan Bakal Bawa Masalah Lebih Besar

Analis Global Macro Investor Raoul Pal melaporkan devaluasi yuan akan membawa imbas signifikan di berbagai sektor.

oleh Vina A Muliana diperbarui 22 Feb 2016, 17:52 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2016, 17:52 WIB
20150813-Yuan China Bikin Geger Dunia Keuangan
Seorang wanita melewati simbol yuan Cina dan dolar AS di Hong Kong. Foto diambil pada 28 November 2012. Langkah Bank Sentral China pada 11 Agustus 2015 menurunkan nilai tukar yuan terhadap dolar AS langsung membuat pelaku pasar ketakutan. (AFP PHOTO)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa analis mengungkap hasil analisa yang mengejutkan akan perekonomian dunia. Setelah meramal akan pelemahan ekonomi China, Analis dari Asianomics Group Ltd.’s Jim Walker meramal resesi di Amerika Serikat akan terjadi dan pergerakan positif ekonomi selama 10 tahun terakhir akan terjun ke posisi terendah sepanjang masa.

Melansir laman Bloomberg, Senin (22/2/2016), analis lain juga mengungkap prediksi yang mengejutkan. Analis Global Macro Investor Raoul Pal melaporkan devaluasi yuan akan membawa imbas yang signifikan di berbagai sektor. Ia menganalisis penerimaan saham bank Eropa akan jatuh akibat hal ini.

Analis Millennium Wave Advisors John Mauldin mengatakan kondisi ini dapat berimbas pada ketidakstabilan kondisi geopolitikal di negara Timur Tengah.Hal ini diperburuk dengan harga minyak yang masih stagnan di level rendah.

Selain meramal akan kondisi ekonomi China yang tidak berlangsung membaik dalam beberapa waktu ke depan, mereka juga menekankan pada risiko yang mampu berefek pada pertumbuhan perdagangan komoditas. Kondisi ini dapat membuat penurunan pendapatan di level terburuk dalam 15 tahun terakhir.

Lebih lanjut Jim Walker mengungkap kontraksi yang dapat terjadi dari perekonomian Amerika Serikat dapat memberi efek yang besar. Hal ini dapat menurunkan nilai treasury-yields selama 10 tahun pada kuartal II 2017 ke level 1,74 persen. Ia juga memprediksi harga emas akan naik lebih dari 60 persen ke nilai US$ 2.000 per ounce. (Vna/Ahm)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya