Liputan6.com, Surabaya - Hari pertama setelah diberlakukannya tarif baru jembatan Surabaya-Madura (Suramadu), Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) cabang Tanjung Perak Surabaya mengalami penurunan pendapatan hingga 10 persen.
Hal tersebut disampaikan Kepala PT ASDP cabang Tanjung Perak Surabaya, Elvi Yoza. "Sesuai dengan data yang kami lihat, kemarin memang ada penurunan hingga 10 persen," jelasnya saat berbincang dengan Liputan6.com di lokasi penyeberangan Ujung Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Rabu (2/3/2016).
"Cuma saya belum bisa mengatakan dengan pasti, kami mencoba mengevakuasi seminggu atau 10 hari baru kami bisa mengetahui nanti rata-ratanya penurunannya itu sampai berapa persen," tambah Elvi.
Baca Juga
ASDP Tanjung Perak akan melakukan evaluasi dan akan melaporkannya ke direksi jika penurunan tersebut terus berlanjut ke pekan berikutnya hingga bulan berikutnya. Diharapkan, dengan pelaporan tersebut akan ada solusi untuk menahan kerugian tersebut kita lanjut terus atau nanti kita cari solusinya.
"Salah satu solusi adalah apakah kami meminta ke pemerintah untuk dibantu atau kami tarik kapalnya," imbuh Elvi.
Saat disinggung mengenai kemungkinan besar jika penurunan tersebut terjadi sampai 10 hari ke depan, Elvi menjawab bahwa pihaknya masih belum bisa memastikan tetapi kalau secara prinsip, secara bisnis harus ditutup.
"Kalau secara bisnis merugi dan harus ditutup, tetapi kalau secara pelayanan masyarakat harus kita bicarakan dulu dengan direksi," tegas Elvi.
Sementara itu, salah satu sopir truk, Hamsud mengaku keberatan jika pelabuhan penyeberangan di Ujung tutup. Dirinya mengatakan bahwa jarak tempuh dengan menggunakan kapal penyeberangan akan jauh lebih cepat dibandingkan dengan perjalanan melewati jembatan Suramadu.
"Saya keberatan karena kalau lewat Suramadu muternya tambah jauh. Dan kasihan dengan ban mobil truk saya karena beban barang yang saya angkut dengan truk ini berat," pungkas Hamsud. (Dian Kurniawan/Gdn)