Teknologi Ini Bikin Proyek Tol Palembang-Indralaya Lebih Hemat

Teknologi tersebut pertama kali digunakan di Indonesia dalam pembangunan jalan pada lahan berawa.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Mar 2016, 17:00 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2016, 17:00 WIB
Teknologi vakum untuk mempercepat pengeringan tanah pada pembangunan jalan tol Trans Sumatera ruas Palembang–Indralaya.
Teknologi vakum untuk mempercepat pengeringan tanah pada pembangunan jalan tol Trans Sumatera ruas Palembang–Indralaya. (Foto: Pebrianto Eko/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyatakan penggunaan teknologi Vaccum Consolidation Method untuk mengeringkan tanah dalam pembuatan jalan lebih ‎menghemat biaya pembangunan. Teknologi ini yang dipakai pada proyek tol ruas Palembang-Indralaya di Sumatera Selatan.

Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hediyanto Husaini mengatakan, teknologi tersebut pertama kali digunakan di Indonesia dalam pembangunan jalan pada lahan berawa.

‎"Teknologi ini dipakai pertama di Indonesia, teknologi vakum. Di tanah rawa," kata dia di lokasi pembangunan tol ruas Palembang-Indralaya di Palembang, Kamis (3/3/2016).

‎Menurut Hediyanto, penggunaan teknologi tersebut lebih murah ketimbang cara konvensional. Pada pembangunan tol ruas Palembang-Indralaya, penggunaan teknologi tersebut dapat menghemat dana pembangunan hingga Rp 1 triliun. ‎"Lebih murah Rp 1 triliun, bisa mengurangi biaya 25 persen investasi," tutur dia.


Dia menambahkan, selain menghemat biaya, penggunaan teknologi tersebut juga mempercepat pengerjaan hingga 4 bulan. "Waktu pengerjaan dari sembilan bulan kurang empat bulan, jadi hanya lima bulanan," kata dia.

Dia menerangkan, teknologi tersebut menghisap‎ kandungan air dalam tanah yang dijadikan lahan tol. Sedangkan teknologi konvensional hanya menekan tanah untuk mengeluarkan air.

"Teknologi mengeluarkan air dari kandungan tanah. Selama ini kita teken kita peras, tapi ini teknologi baru kita hisap kita vakum, menjamin percepatan pengerjaan bisa dikontrol, bisa diukur airnya keluar tidak," ungkap dia.

Dia menuturkan, medan rawa di lahan Palembang-Indralaya lebih sulit dibandingkan negara asalnya Tiongkok.

Namun ternyata Hutama Karya sebagai kontraktor pembangunan ruas tol sepanjang 22 kilometer (km) tersebut berhasil menerapkan teknologi vakum tersebut. Hal ini yang akan menjadi contoh untuk pembangunan jalan bermedan rawa ini.

"Ini lebih sulit dari China. Di China tidak sesulit ini, ini bisa dilakukan Hutama Karya menjadi pioneer kontraktor yang mau mencoba risiko gagal akhirnya berhasil," tutup dia.

Pembangunan jalan tol ruas Palembang – Indralaya memiliki panjang total 22 km dengan biaya investasi Rp 3,30 triliun. 

Pembangunannya dibagi menjadi tiga seksi, yaitu seksi pertama, Palembang – Pamulutan (7 km) saat ini pembebasan lahannya sudah mencapai 100 persen. Dikerjakan pada Agustus 2015, ruas ini ditargetkan selesai pada Desember 2016.(Pew/Nrm)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya