Jokowi: Jangan Sampai Ada 'Korban' Lagi karena Dwelling Time

Presiden RI Joko Widodo kembali menegaskan kepada para pejabatnya untuk terus melakukan efisiensi logistik.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 10 Mar 2016, 10:56 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2016, 10:56 WIB
20151211-Presiden Sambut Kapal Pengangkut Ternak KM Camara Nusantara I
Presiden Jokowi saat menyambut Kapal Pengangkut Ternak KM Camara Nusantara I yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, (11/12). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo kembali menegaskan kepada para pejabatnya untuk terus melakukan efisiensi logistik. Salah satunya mengenai penurunan aktivitas bongkar muat di pelabuhan (dwelling time).

Jokowi menilai, Indonesia seharusnya bisa bersaing dengan negara-negara lain di Asean mengenai dwelling time. Dia berharap minimal proses dwelling time RI bisa setara dengan Malaysia dan Singapura, yang tidak lebih dari 2 hari.

"Mereka saja bisa, kenapa kita tidak bisa, kita itu pasti bisa, masalahnya itu cuma mau atau tidak mau saja," kata Jokowi di kawasan industri Cakung, Jakarta Utara, Kamis (10/3/2016).

 

Dari hasil tinjauannya ke Pelabuhan Tanung Priok beberapa waktu lalu dan hasil laporan para menterinya, lama dwelling time di pelabuhan Tanjung Priok saat ini sekitar 3 hari. Angka ini diakuinya masih cukup tinggi.

Diceritakan Jokowi, ia pernah berkecimpung di dunia bisnis, yang sering berurusan dengan para petugas pelabuhan. Dengan pengalaman itu, dikatakannya, akan terus dilakukan perbaikan dan pengawasan mengenai bongkar muat barang di pelabuhan

Jokowi menyebutkan, bentuk keseriusannya untuk menurunkan biaya logistik dengan adanya reshuffle yang dilakukan beberapa waktu lalu. ‎Untuk itu, dirinya meminta para menterinya saat ini untuk terus bekerja sesuai apa yang dia perintahkan.

"Jangan sampai ada korban lagi hanya gara-gara masalah dwelling time. Saya tidak main-main untuk masalah ini," tegas dia

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya