Perusahaan Ini Gelontorkan US$ 20 Juta untuk Cegah Karhutla

Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas memperkuat upaya pencegahan kebakaran lahan dan hutan (karlahut) tahun ini.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Mar 2016, 10:20 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2016, 10:20 WIB
20151019-Ilustrasi-Kebakaran-Hutan
Ilustrasi Kebakaran Hutan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas memperkuat upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun ini. Salah satunya dengan menganggarkan dana senilai US$ 20 juta untuk berbagai program pencegahan karlahut.

"Tahun ini kami menginvestasikan dana sebesar US$ 20 juta untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran," ujar Direktur Sinar Mas Forestry Elim Sritaba dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (18/3/2016).

Dia menjelaskan, ada berbagai program yang diluncurkan sebagai upaya mengantisipasi terjadinya karlahut ini. Di antaranya program peningkatan ekonomi daerah melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA), peningkatan skill regu pemadam kebakaran, modernisasi peralatan pemadaman, serta mengembangkan sistem pemadaman terintegrasi.

 

Yang terbaru, APP Sinar Mas juga menggunakan teknologi geothermal yang baru pertama kali digunakan di Indonesia untuk deteksi dini lokasi titik api.

"Target di tahun 2016 ini, kami sudah siap menghadapi kemarau, dalam kondisi ekstrem sekalipun, seperti bencana El Nino tahun lalu," lanjut dia.

General Manager Fire Management APP–Sinar Mas Sujica Lusaka mengatakan, ide menggunakan teknologi geothermal muncul setelah melihat kondisi tahun sebelumnya, di mana upaya deteksi dini api belum berlangsung optimal.

"Sebelumnya kami masih menggunakan data hotspot dari beberapa website yang kemudian kami overlay dengan peta lokasi. Pemantauan melalui tower api pun dirasakan belum optimal, karena titik api kerap terlihat saat telah besar dan timbul asap. Dalam kondisi asap yang pekat, bahkan pemadaman dari udara pun sukar dilakukan dengan tepat akibat jarak pandang yang terbatas," jelasnya.

Teknologi thermal yang telah digunakan di Australia, Kanada, serta Afrika Selatan ini dengan kemampuannya menangkap perbedaan suhu di muka tanah. Teknologi ini juga mampu mendeteksi titik api di lahan gambut yang kerap tidak terlihat secara kasat mata.

"Prinsip kerjanya mendeteksi suhu di permukaan, titik api akan terdeteksi jika pada area tertentu terdeteksi suhu panas yang berbeda (ekstrem)," katanya.

Sementara itu, pihak pengembang teknologi geothermal ini, Dr. Paul M. Dare selaku CEO Aeroscientific yang berbasis di Australia mengungkapkan, APP Sinar Mas merupakan perusahaan swasta pertama di dunia yang memanfaatkan teknologi geothermal dalam deteksi dini titik api.

“Sistem ini terbilang baru di kembangkan, serta menggunakan teknogi terkini. Kami percaya sistem ini adalah yang terbaik saat ini. Teknologi geothermal camera ini akan siap beroperasi penuh pada akhir Maret tahun ini, setelah izin terbang diperoleh," tandas Paul.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya