Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mendorong penghematan energi yang ditargetkan mencapai 10 persen. Hal tersebut akan tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, saat ini pemerintah masih fokus pada pengadaan energi untuk saat ini dan masa depan‎ guna menunjang pertumbuhan konsumsi yang terus meningkat.
"Saya menekankan satu aspek pengolahan energi ke depan selama ini kita hanya fokus pada supply side bangun listrik, kilang, energi baru terbarukan. Pada supply, betul sebagai negara sedang tumbuh membutuhkan supply," ‎kata Sudirman, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/3/2016).
Advertisement
Sudirman melanjutkan, selain pengadaan energi, juga perlu dilakukan penghematan (konservasi) agar energi yang dimiliki saat ini tidak cepat habis. Caranya dengan melakukan pengaturan penggunaan energi secara luas.
Baca Juga
"Tapi kita lihat sisi deman‎d konservasi energi, salah satu bagaimana menggunakan intensitas energi. Kita itu sudah terbatas tapi masih boros, intensitas kita di atas satu persen," tutur Sudirman.
Sudirman mengungkapkan, penghematan merupakan kegiatan yang mudah dan murah ketimbang pengadaan energi, namun yang dihasilkan dari penghematan sangat besar manfaatnya.
‎
"Sebenarnya kita punya potensi pada 2025 ada ruang penghematan 17 persen, untuk membangkitkan listrik perlu investasi US$ 1-1,5 juta per Mega Watt (MW). Misalkan 17 persen itu hampir 5 ribu MW (Penghematannya) anda bayangkan 5 ribu MW dikali US$ 1 juta, ‎" tutur Sudirman.
Sudirman menuturkan, instansinya akan memberikan insentif untuk mendorong penghematan energi. Selain itu, juga akan didukung dengan adanya alat penghemat energi dan fasilitator penghematan energi. Fasilitator energi ditargetkan akan terdiri dari manajer energi sebanyak 243 dan auditor 167 orang pada 2016.
"Apa tantangannya, insentif untuk konservasi belum dirasakan. Ada regulasi untuk insentif, selama harga belum real masih disubsidi masih digendong belum merasakan energi itu punya harga‎," ujar Sudirman. (Pew/Ahm)