Liputan6.com, Jakarta Pembebasan lahan tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) menyisakan beberapa bidang yang belum terselesaikan. Pembebasan lahan ditargetkan bakal rampung dalam 3 bulan ke depan.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Hediyanto W Husaini mengatakan, dari total 280,26 hektar, pembebasan lahan tol ini sudah mencapai 87 persen. Artinya, sekitar 13 persen belum terbebaskan.
Hediyanto mengatakan hal tersebut usai mengikuti peresmian tol Surabaya-Mojokerto Seksi IV (Krian-Mojokerto) yang dilakukan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di Mojokerto, Jawa Timur, kemarin.
Advertisement
Baca Juga
“Tinggal 13 persen, bisa diselesaikan dalam tiga bulan. Kita akan pinjam uang Jasa Marga untuk pembebasan lahannya. Nominalnya sekitar Rp 300 miliar,” ungkap Hediyanto seperti dalam keterangan yang diterima dari Pusat Komunikasi Kementerian PUPR, Minggu (20/3/2016).
Tol Sumo yang memiliki panjang 36,27 Km tersebut, pembebasan tanahnya memerlukan dana senilai Rp 556 miliar. Hediyanto mmenyebutkan, bila aspek pengadaan tanah selesai dalam tiga bulan, maka tol Sumo akan dapat beroperasi penuh pada tahun depan.
Pembebasan tanah tol Sumo dilakukan di tiga Kabupaten yaitu Sidoarjo, Gresik dan Mojokerto serta satu kota yaitu Surabaya.
Selain seksi IV, ruas Krian-Mojokerto sepanjang 18,47 Km yang telah diresmikan dan beroperasi, bagian dari tol Sumo lainnya yang telah beroperasi adalah seksi IA, Waru – Sepanjang (2,3 Km) sejak Agustus 2011.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bina Marga, hingga saat ini Seksi II, WRR-Driyorejo (5,1 Km) dan Seksi III, Driyorejo-Krian (6,1 Km), progres pembebasan tanahnya masing-masing sudah mencapai 67,75 persen dan 76,72 persen.
Sementara untuk seksi IB, Sepanjang-WRR (4,3 Km), menurut Hediyanto progresnya paling tinggi. Pembebasannya tanah sudah sebesar 94,91 persen dan konstruksi mencapai 62,85 persen.
Pemerintah memberikan konsesi selama 42 tahun kepada PT Marga Nujyasumo Agung (MNA) selaku Badan Usaha Jalan (BUJT) Jalan Tol Sumo.
Terkait manfaat dari pengoperasian tol seksi Kriyan-Mojokerto, Hediyanto menuturkan, seksi tersebut dibangun karena jalan nasional yang ada tidak sanggup menerima beban truk-truk industri yang melintas dan membuat macet sehingga pengguna jalan menjadi tidak nyaman, khususnya yang mengarah ke Tanjung Perak dan arah Gresik.
“Dengan adanya tol ini, apalagi jika tol Surabaya Mojokerto sudah beroperasi penuh, ekonomi dapat meningkat, karena akan mempermurah ongkos transportasi,” sambungnya.