Liputan6.com, Jakarta Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya meluncurkan Ekspedisi Spirit of Majapahit dengan tema Napak Tilas Pelayaran Majapahit. Ekspedisi dilakukan sebagai upaya mengenang masa kejayaan para pelaut Indonesia pada abad ke-13 lalu yang berhasil berlayar sampai Jepang.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli mengatakan, latar belakang dilaksanakannya ekspedisi ini adalah untuk mengingat kembali kejayaan kerajaan maritim Majapahit serta pelestarian nilai-nilai sejarah dan budaya abad ke-13.
"Ini merupakan petualangan yang luar biasa karena kita akan mencoba melakukan apa yang dilakukan pada abad ke-13. Pada waktu itu pelaut Indonesia dengan kapal sederhana sudah melaut ke Jepang," ujar dia di Jakarta, Senin (2/5/2016).
Advertisement
Baca Juga
Rencana ini sebelumnya telah dibahas di seminar dua hari pada 2010 yang difasilitasi oleh Kementerian Pariwisata yang melibatkan para ahli sejarah dan perkapalan seperti dari Jerman, Belanda, Prancis, Jepang, serta dari Indonesia seperti Institut Teknologi Surabaya,‎ Universitas Hasanuddin, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Indonesia.
Dari seminar tersebut disepakati desain kapal yang sesuai dengan tipe kapal Majapahit yaitu kapal bercadik dengan panjang 20 meter dan lebar 4,5 meter. Di lambung terdapat lobang untuk dayung dengan tipe yang sama pada saat kapal Majapahit masuk ke kali Brantas menuju ke Trowulan.
"Ini terbuat dari kayu, sangat kecil, dan ada tempat tidurnya‎," kata dia.
Kapal ekspedisi tersebut akan berlayar dengan rute Jakarta-Pontianak-Brunei Darussalam-Manila-Taiwan-Jepang. Ekspedisi diperkirakan memakan waktu selama dua bulan, yaitu berangkat dari Jakarta pada Mei dan tiba di Jepang pada akhir Juni atau awal Juli.
"Ini akan lewat ke Manila, tidak akan masuk ke wilayah Filipina Selatan karena kondisi yang membahayakan terkait dengan perompak. Akan masuk melalui Okinawa dan tiba di Tokyo pada akhir Juni," kata dia.
Ekspedisi ini akan diikuti oleh 11 kru yang berasal dari Jawa, Makassar, dan ‎satu orang warga negara Jepang. "Yang hebatnya, ada satu orang yang paling tua telah berumur 70 tahun dan yang paling muda berumur baru 17 tahun," kata dia.
‎Sebagai informasi, pada abad ke-13, menurut catatan sejarah, kapal Majapahit beberapa kali melakukan pelayaran ke Okinawa dan beberapa tempat di Jepang. Kedua pihak melakukan hubungan bilateral kerja sama yang dibuktikan dengan penemuan keris Majapahit di Okinawa dan penemuan pecahan keramik lmori kerajaan Jepang abad 13 di Trowulan-Jawa Timur.
Pada saat Kapal Spirit of Majapahit tiba di Jepang, akan diselenggarakan Festival Rempah-rempah dan Festival Keris sebagai bagian dari ekspedisi ini. Selain itu, rencananya juga akan dibuat museum baru kapal Majapahit di Jepang dengan bantuan fasilitas Kedutaan Besar Indonesia di Jepang.
Â