Pemerintah Bakal Jadikan Kerang Sebagai Produk Unggulan

Selama ini komoditas kerang belum tercatat secara detil di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 03 Mei 2016, 17:46 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2016, 17:46 WIB
20151231--Kerang-Hijau-dan-Ikan-YR
Pembeli saat memilih ikan di pasar Kramat jati, Jakarta Timur, Kamis (31/12). Jelang malam tahun baru, warga banyak berburu ikan dan kerang hijau untuk merayakan malam tahun baru. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mengembangkan komoditas kerang sebagai produk unggulan nasional. Bukan tanpa alasan, pengembangan karena komoditas kerang diminati di negara Eropa seperti Prancis.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto ‎mengatakan, selama ini produksi kerang belum tercatat secara detil di kementerian. Komoditas kerang masuk dalam komoditas 'lain-lain' dalam data KKP.

"Eropa seperti Prancis, karena nggak bisa bikin kerang. Bikin juga terbatas karena iklim‎‎," kata dia di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (3/5/2016).

Dia menuturkan, ‎KKP sendiri sedang menentukan lokasi untuk pengembangan komoditas kerang. Terdapat beberapa wilayah potensial, di antaranya Sumatera Utara, Lampung, Jawa Timur, dan Jawa Barat.


"Permintaan banyak, permintaan lokal juga banyak. Kayak seafood itu kan kerang. Dari luar banyak. Cuma ukuran kita perbesar untuk permintaan besar," ujar dia.

Adapun produksi perikanan budidaya pada kuartal I diperkirakan mencapai 2-3 juta ton. Sebanyak ‎1,5 juta ton diperkirakan berasal dari rumput laut. "Karena memang kita potensi rumput laut," kata dia.

Dia mengatakan, perikanan budidaya untuk air tawar diperkirakan akan mengalami peningkatan. Meski begitu, ikan budidaya laut diperkirakan turun karena pengaturan kapal dari KKP.

"Kalau tawar naik, kalau ekspor untuk udang naik. Untuk laut seperti kerapu ini kemungkinan dibanding tahun lalu triwulan I turun karena mau mulai ekspor lagi. Karena pengaturan kapal asing," tutup dia.(Amd/Nrm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya