‎Indonesia Masih Jauh dari Krisis Ekonomi, Ini Buktinya

KEIN ‎menegaskan kondisi ekonomi Indonesia masih jauh dari krisis ekonomi.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 01 Jun 2016, 18:48 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2016, 18:48 WIB
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi

Liputan6.com, Jakarta - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) ‎menegaskan kondisi ekonomi Indonesia masih jauh dari resesi ekonomi, apalagi krisis. Pasalnya, kinerja perekonomian Negara ini menunjukkan pertumbuhan lebih baik walaupun mengalami perlambatan.

Wakil Ketua KEIN, Arif Budimanta mengungkapkan, sejumlah pihak berpendapat Indonesia masuk dalam resesi ekonomi. Yang dimaksud resesi sendiri adalah kinerja pertumbuhan ekonomi sebuah negara merosot atau negatif selama dua kuartal atau lebih dari setahun.

"Kita bandingkan saat terjadi shock global 2008-2009 terjadi penurunan tajam pertumbuhan ekonomi kita. Tapi sekarang 2014-2015, pertumbuhannya lebih smooth, malah meningkat atau sama dengan negara-negara kawasan," ujar Arif saat Konferensi Pers di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (1/6/2016).

 


Dari datanya, Arif menerangkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pernah anjlok hingga ke level 4,08 persen di kuartal II 2009 dari 6,25 persen di kuartal III 2008.

Sementara pada kuartal akhir 2015, kinerja ekonomi Indonesia ditutup dengan pertumbuhan 5,04 persen atau naik dibanding realisasi periode sama 2014 sebesar 5,01 persen.

"Itu artinya kita tidak mengalami resesi ekonomi karena buktinya ekonomi masih tumbuh dari waktu ke waktu," jelas Arif Budimanta.

Lebih jauh dijelaskannya, fundamental perekonomian Indonesia saat ini jauh dari kondisi krisis. Dilihat dari data makro ekonomi Indonesia pada 2016.

Data tersebut meliputi, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2016 tercatat 4,92 persen, inflasi terkendali 3,6 persen, yield SUN 10 tahun 7,67 persen, BI Rate 6,75 persen, cadangan devisa (cadev) di posisi US$ 107,54 miliar.

Sementara data perbankan, seperti pertumbuhan kredit perbankan -1,45 persen, loan to deposit ratio/LDR 89,26 persen, dan kredit bermasalah (non performing loan/NPL) terjaga 2,9 persen.

"Kemiskinan dan pengangguran turun, itu artinya kualitas pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan terjaga dengan baik. Walaupun masih perlu ditingkatkan karena masih belum sesuai harapan," jelas Arif.  (Fik/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya