Pertamina Genjot Produksi Kilang Minyak untuk Hadapi Lebaran

Seluruh kilang tersebut menghasilkan BBM sebanyak 950 ribu barel per hari dari kondisi normal sebesar 850 ribu barel.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Jun 2016, 16:08 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2016, 16:08 WIB
20160114-Melihat Pusat Minyak Mentah Pertamax di Indramayu
Tabung - tabung kilang VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, (14/1). RU VI Balongan merupakan tumpuan produksi BBM jenis Pertamax Series milik PT. Pertamina (Persero). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) meningkatkan produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan mengoptimalkan kinerja fasilitas pengolahan‎ minyak mentah (kilang) untuk memenuhi peningkatan konsumsi BBM saat Lebaran.

Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan, ‎telah mengerahkan seluruh kilang BBM yang dioperatorinya di antaranya Dumai , Plaju, Cilacap, Balongan,Balikpapan, Kasim, agar meningkatkan produksi BBM untuk menghadapi peningkatan konsumsi BBM saat Idul Fitri.

"Seluruh kilang, ‎kita optimalkan kinerjanya untuk menghadapi lebaran," kata Hardadi, di Kilang Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (9/6/2016).

Hardadi melanjutkan, seluruh kilang tersebut menghasilkan BBM sebanyak 950 ribu barel per hari (bph) untuk menghadapi Lebaran. Sedangkan produksi total kilang dalam kondisi normal sebesar 800 ribu barel-850 ribu barel.


Hardadi menuturkan, atas peningkatan produksi kilang tersebut ‎dapat memenuhi kebutuhan konsumsi BBM masyrakat saat lebaran Idul Fitri. Ia pun menjamin pasokan BBM aman dan meminta masyarakat tidak perlu khawatir.

"Kami menyatakan aman, di luar itu seluruh stok BBM Pertamax Solar dalam level tinggi, sehingga tidak ada yang di khawatirkan masyarakat bisa menjalankan ibadah dengan tenang, tidak ada masalah BBM langka," ujar Hardadi.

‎Hardadi menambahkan, Pertamina telah menyiapkan bahan baku minyak mentah untuk diolah menjadi BBM sejak tiga bulan. Peningkatan produksi kilang tersebut juga menjadi usaha Pertamina untuk menjaga pangsa pasar BBM nya agar tidak diambil badan usaha lain.

"950 ribu barel menjelang lebaran, normal 800-850 ribu barel,saya tidak ingin kawan luar lihat peluang ini," tutur Hardadi. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya