Cara Menjadi Orang Hebat ala Rizal Ramli

Menko Rizal Ramli memberikan wejangan kepada semua pegawai dengan bercerita mengenai ciri-ciri orang berhasil.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 10 Jun 2016, 14:59 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2016, 14:59 WIB
20150921-Rakor-Kemenko-Kemaritiman-dan-Sumber-Daya
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli saat memberi keterangan usai menggelar rapat koordinasi di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (21/9/2015). Rakor membahas potensi gas yang ada di Blok Masela. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli memberikan santunan kepada 50 anak yatim piatu Yayasan Istiqomah, pada Kamis kemarin (9/6/2016). Pemberian santunan ini berbarengan dengan acara buka puasa bersama jajaran pegawai Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

Dalam acara itu, Rizal Ramli memberikan wejangan kepada semua pegawai dengan bercerita mengenai ciri-ciri orang yang berhasil.

Menurut Rizal, bulan puasa merupakan momen yang tepat untuk melatih kesabaran. Dia bilang, ‎meski dalam keadaan sedih, setiap orang mesti tetap bersyukur.


‎“Saya selalu diajarkan dari kecil. Saat kita sulit, sedih, kita harus melihat ke bawah. Dan kita harus bersyukur. Ternyata kesulitan dan kesedihan kita tidak sesedih atau sesulit apa yang kita lihat di bawah," kata dia seperti dikutip dari maritim.go.id, Jakarta, Jumat (10/6/2016).

Sebaliknya, jika dalam keadaan senang pun seseorang juga tidak boleh sombong. Menurut dia, ketika merasa senang mesti menengok ke atas jika masih banyak orang yang lebih berhasil.

‎"Melihat kesusahan ke bawah dan melihat kesenangan ke atas itu supaya kita tetap humble. Pada bulan puasa ini saat yang tepat untuk kita melatih kesabaran dan bersyukur,” dia menjelaskan.

Dia mengatakan, kriteria tersebut merupakan kriteria orang yang berhasil. Rizal Ramli menekankan, kesulitan mesti dianggap sebagai cobaan untuk introspeksi diri sendiri.

“Itulah yang membedakan orang-orang yang berhasil, orang hebat. Karena mereka selalu bersyukur dan menganggap kesulitan dan kesedihan itu sebagai cobaan dan waktu untuk introspeksi diri. Mungkin juga Tuhan sedang menguji kita,” tutup dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya